"Yang dipertanyakan, kenapa enggak dibuka pintu keluar, biar bisa keluar," tulis warganet di kolom komentar.
"Pintu keluar kok ditutup bukan kah itu berbahaya untuk kondisi darurat, siapa yang bertanggung jawab?" timpal lainnya.
Kronologi Tragedi Kanjuruhan
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengatakan, pertandingan antaran Persebaya versus Arema FC pada Sabtu (1/10/2022) di Stadion Kanjuruhan Malang mulanya berjalan lancar.
Sampai berakhir dengan kekalahan tuan rumah, Arema FC, suporter mulai ribut. Sebagian suporter kecewa tim kesayangan mereka menelan kekalahan dari tim tamu.
Puluhan suporter turun ke lapangan untuk mencari pemain dan official untuk menanyakan atau melampiaskan kekecewaannya. Pihaknya melakukan pengamanan untuk pencegahan dan pengalihan suporter agar tak masuk ke lapangan.
![Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya Surabaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/10/02/20240-arema-fc-kerusuhan-kanjuruhan.jpg)
“Dalam proses itu, untuk melakukan pencegahan sampai dikeluarkan gas air mata ketika suporter sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil,” katanya
Di tengah kejadian itu, terjadi penumpukan suporter. Para suporter berdesak-desakan hingga banyak yang sesak nafas atau kekurangan oksigen. Insiden itu mengakibatkan ratusan suporter meninggal.
Hingga Senin (3/10/2022) terdapat 174 suporter meninggal akibat insiden tersebut. Dua di antara korban adalah anggota Polri yang tengah melakukan pengamanan. Adapun 448 suporter lain masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Baca Juga: Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan, Raffi Ahmad: Tidak Usah Saling Menyalahkan
Selain menimbulkan banyak korban jiwa, insiden itu juga mengakibatkan 13 mobil rusak, 10 mobil di antaranya adalah mobi dinas Polri, dan sisanya mobil pribadi.