Peristiwa Bom yang Ubah Australia: Baju Robek: Kekacauan Luar Biasa

SiswantoABC Suara.Com
Rabu, 12 Oktober 2022 | 09:01 WIB
Peristiwa Bom yang Ubah Australia: Baju Robek: Kekacauan Luar Biasa
Warga berdoa saat peringatan 19 tahun tragedi bom Bali di Monumen Bom Bali, Badung, Bali, Selasa (12/10/2021). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
People are seen silhouetted as they watch fires blaze in the wreckage of buildings and cars following bomb blasts. Image: The bomb that was detonated in front of the Sari club left a one-metre deep crater in the street. Reuters

Suara.com - Malam itu seperti malam-malam lainnya di Bali — pusat wisata Pantai Kuta dipadati orang.

Para penduduk lokal dan asing, di antaranya banyak warga Australia, berjalan di Jalan Legian, meninggalkan restoran padat pengunjung menuju bar.

Barisan mobil melaju, memberikan penumpang gambaran tentang kehidupan dunia malam Bali.

Hari itu adalah tanggal 12 Oktober 2002, dan kehidupan malam baru saja dimulai.

Peringatan: Artikel ini memuat informasi pengeboman Bali dan dampak yang ditimbulkannya di Pantai Kuta, termasuk deskripsi para korban yang luka maupun meninggal dunia.

Tidak ada yang menyangka bahwa beberapa jam setelahnya, sekitar pukul 23:00, sebuah bom akan meledak di Paddy's Irish Pub, sebuah pub yang cukup terkenal.

Atau tidak lama setelah itu, bom kedua yang lebih besar akan meledak di dalam van seberang jalan, tepat di luar Sari Club.

Atau bahwa bom ketiga akan meledak sekitar 45 detik kemudian dekat konsulat Amerika.

Dalam sejarah tutur ini, kita akan mendengar cerita warga Australia dan Bali yang selamat, mantan polisi dan yang masih bertugas di kepolisian Australia, seorang wartawan yang meliput kejadian ini dan seorang pakar terorisme.

Baca Juga: Cara Australia Merawat Korban Bom Bali Masih Bermanfaat Hingga Saat Ini

Bersama, mereka merajut kembali cerita bom Bali, peristiwa yang menewaskan warga Australia terbanyak dalam sebuah aksi teror.

(Semua hasil wawancara telah dipersingkat dan diedit penyampaiannya supaya lebih jelas.)

Kehidupan malam

Warga lokal dan turis, khususnya tim olah raga Australia yang merayakan akhir musim, pergi ke Pantai Kuta untuk menikmati kehangatan cuaca, keindahan pantai dan suasana pesta di sana.

ALAN ATKINSON, mantan wartawan ABC dan salah satu yang pertama tiba di tempat kejadian perkara : Waktu itu hari Sabtu malam. Suasananya sangat berwarna, ramai dan hangat di Kuta. Kami makan di klub malam, di dekat gang Poppies yang terkenal, lalu menyusuri pantai Kuta menuju hotel saat matahari terbenam.

ERIK DE HAART, penyintas dan anggota klub liga rugby Coogee Dolphins : Saya satu kamar dengan Shane Foley dan Gerard Yeo dan kita tiba di hotel sekitar jam 16:00. Kami berenang sebentar, siap-siap, pergi makan malam lalu berjalan menuju Sari Club.

GLEN MCEWAN, anggota kepolisian Australia yang ditempatkan di Indonesia tahun 2002 : Saya terbang ke Bali siang hari itu untuk memeriksa masalah penyelundupan manusia sebagai bagian pekerjaan saya. Rekan saya Mick Keelty sudah sampai di Bali. Dua polisi lainnya baru sampai hari itu. Mick dan saya bertemu di sore menjelang malam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI