Suara.com - Ada banyak hal yang terjadi di tahun 2022 ini. Salah satunya pertemuan massa yang berakhir ricuh. Penyebab serta aksi yang dilakukannya beragam. Mulai dari adu mulut hingga aksi fisik yang merugikan orang lain.
Lantas, apa saja pertemuan massa yang berakhir ricuh tersebut? Berikur daftarnya yang terbaru, mulai dari Munas HIPMI, konser NCT, hingga wisuda terpadu Kemenhub.
1. Munas HIPMI
Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau Munas HIPMI ke XVII yang dibuka pada Senin (21/11/2022) berlangsung ricuh hingga diwarnai adu jotos.
Video kericuhan itu beredar di media soisal dan pesan berantai WhatsApp. Di dalamnya, tampak sejumlah orang yang memakai batik HIPMI sedang adu mulut sampai saling jotos.
Menurut berbagai informasi, aksi adu jotos diduga terjadi karena terlalu banyaknya interupsi di ruang sidang yang akhirnya membuahkan skorsing. Kericuhan itu diketahui berlangsung pada malam sebelum acara.
Padahal acara itu dihadiri sejumlah pejabat seperti Presiden Jokowi, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, dan para menteri.
Ironisnya lagi, kericuhan Munas HIPMI ini bukan pertama terjadi. Kejadian serupa juga pernah pecah di tahun 2013 dalam Musda HIPMI Sulawesi Selatan XIII di Makassar. Kericuhan ini membuat seorang peserta mengamuk hinggak menusukkan badik ke peserta lain.
Di tahun 2014, Musda HIPMI di Yogyakarta juga berlangsung ricuh saat acara baru diulai. Hal ini karena pengurus HIPMI DIY menolak kehadiran pengurus dari Kabupaten Bantul.
Baca Juga: Pengusaha Adu Jotos di Munas HIPMI, Ni Luh Djelantik: Pecat atau Bikin Divisi Baku Hantam!
Pembukaan Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Jawa Timur, berlangsung ricuh. Aksi saling lempar kursi pun terjadi pada acara yang digelar pada Kamis (17/11/2022).
Muspimnas PMII mendatangkan beberapa pejabat setempat. Namun, mereka langsung mengamankan diri karena acara yang berlangsung kurang efektif. Sementara itu, penyebab terjadinya kericuhan diduga karena ada masalah internal.
Saat diamankan polisi dan dimintai keterangan, sejumlah mahasiswa yang terlibat mengatakan jika kericuhan tersebut bermula saat mereka ingin bertemu dengan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PMII.
Permintaan mereka dihadang mahasiswa lain yang ada di dalam hingga menimbulkan kericuhan. Namun beberapa waktu setelahnya, suasana menjadi kondusif dan acara pun kembali dilanjutkan.
3. Demo GNPR