Adib juga menilai bahwa Jokowi masih menganggap reshuffle menteri NasDem sebagai angin lalu saja karena tekanan PDIP belum kuat.
"Ini yang saya lihat, bahwa tekanan PDIP belum kuat. Sampai hari ini Pak Jokowi juga masih tidak mau mereshuffle, masih dianggap angin lalu," katanya.
Lebih lanjut, Adib menyebut bahwa NasDem membawa Jokowi berada dalam poisi yang serba dilematis.
Sebab, Jokowi nantinya akan mendapatkan cap sebagai petugas partai yang mudah diarahkan, apabila memang melakukan reshuffle.
Sementara itu, jika reshuffle diurungkan maka Jokowi dinilai sebagai sosok yang kurang tegas.
Kendati demikian, Adib tetap beranggapan dan yakin bahwa Jokowi tak akan melakukan reshuffle pada menteri Nasdem.
"Jokowi tidak akan mereshuffle Nasdem, karena Nasdem memang dibiarkan, Nasdem akan dibuat 'bebek lumpuh' dalam kabinet," papar Adib.
"Nasdem dibiarkan saja di dalam kabinet, tidak diberikan porsi utuh. Tetapi di 2024 nanti, Nasdem akan punya catatan-catatan tersendiri, karena memang kalau misalnya Nasdem di reshuffle, akan semakin membesarkan Nasdem dan Anies Baswedan," sambungnya.
Dia menilai, Jokowi memiliki posisi sentral dalam kontestasi politik di tahun 2024 nanti. Hal tersebut kian menguat tak kala Jokowi mengumpulkan relawannya di Gelora Bung Karno beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Tiba-tiba Terbitkan Perppu Cipta Kerja, Padahal Dua Tahun Lalu Jokowi Bilang Nggak Mau
"Saya masih percaya bahwa dia (Jokowi) akan menjadi King Maker tahun 2024. 'Kartu' Pak Jokowi sedang dimainkan oleh Pak Jokowi sendiri," katanya.