Kejanggalan lain juga nampak dari keterangan polisi yang menyebut jika Syamil hanya mengalami lecet, tidak sampai meninggal dunia. Hanya perlu perawatan di rumah sakit. Surat itu pun di kirim ke keluarga Bayu, bukan ke keluarga Syamil.
“Lalu adik aku juga yang dinyatakan mengendarai motor padahal bukan. Identitas adik aku tertulis mahasiswa padahal masih SMA. Padahal data diri dompet, tas dan lain-lain itu hilang tidak ditemukan,” ungkapnya.
Ia menuturkan pihak kepolisian saat itu juga memberi kabar kalau adiknya telah meninggal dunia di tempat, dan pelaku bakal ditangkap. Namun nyatanya hingga saat ini pelaku juga belum ditangani petugas.
“Surat kematian yang dikeluarkan rumah sakit juga tidak tertulis bahwa penyebab kematian karena kecelakaan lalu lintas, melainkan karna penyakit tidak menular,” jelas Nadia.
Nadia beserta keluarga telah berupaya meminta keterangan kepada pihak kepolisian tentang orang tua pelaku. Namun mereka hanya dipertemukan oleh orang yang bukan bagian dari keluarga pelaku.
“Kami dipertemukan dengan saudara Olop, yang mengaku pengacara dari keluarga pelaku. Pertemuan tersebut membahas rencana pertemuan dengan orangtua pelaku namun sampai saat ini tidak terjadi dan tidak ada kabar,” beber Nadia.
Nadia menilai, perkara ini sengaja ditutupi lantaran berdasarkan informasi, pelaku atas nama Maulana Malik Ibrahim diduga merupakan anak dari petinggi Polri di Polda Nusa Tenggara Barat (NTB)
“Kami dapatkan bahwa, pelaku bernama Maulana Malik Ibrahim yang di duga anak petinggi Polri NTB,” tutupnya.
Baca Juga: Diduga Aniaya Anggota TNI AL di Cilandak, Pak Ogah Langsung Ditangkap dan Diproses Polisi