Dede melanjutkan, ia kembali merasakan sakit perut karena beratnya pekerjaan yang harus dipikulnya. Bagaimana tidak, setiap hari ia baru bisa tidur jam 2 pagi dan dipaksa bekerja kembali mulai pukul 6 pagi.
Ajukan laporan ke Dubes RI, tapi tidak ditindaklanjuti
Dede yang sudah tidak kuat merasakan kehidupannya, memutuskan melaporkan situasinya ke Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Arab Suriah di Damaskus.
Miris, laporan yang diajukannya itu tidak ditanggapi pihak Kedutaan Besar RI. Alhasil, Dede harus kembali menjadi budak dan terus terjebak dengan situasinya. Ia mengaku sangat kebingungan karena tidak tahun harus meminta bantuan siapa.
Minta tolong Polres Karawang, tidak ada bantuan
Sang suami yang berada di Indonesia, kata Dede, sudah berusaha melapor dan meminta bantuan ke Polres Karawang.. Namun, upaya mencari pertolongan yang dilakukan suaminya tidak membuahkan hasil.
Padahal, suami Dede itu sudah mengeluarkan banyak uang untuk bolak-balik ke Polres Karawang sampai meminta bantuan sejumlah pihak. Tetapi, tidak ada satu pihak pun yang membantu untuk memulangkan Dede.
Ditanggapi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, kepulangan diproses
Setelah video curhatannya viral, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang pun berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Ketenagakerjaan. Mereka langsung menyatakan siap membantu kepulangan.
Baca Juga: Mgdalenaf Mengeluh Food Vlogger Tak Dijamu Owner Resto, Netizen: Kalau Makan Itu Bayar
PMI Dede Asiah sendiri disebut pergi sebagai PMI secara non prosedural dengan memalsukan data dan alamatnya. Meski demikian, pemerintah menyatakan tetap berupaya memulangkan Dede Asiah.
Dugaan tindak pidana perdagangan orang ini pun sedang ditangani oleh Polres Karawang. Sedangkan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak kini mendatangi suami Dede Asiah.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma