Secara administrasi, kelompok ini tidak terdaftar resmi di Desa. Mereka hanya dianggap sebagai komunitas kebatinan lokal khas Desa Krimun.
Tak jarang, otoritas setempat mulai dari perangkat kabupaten hingga provinsi berkunjung ke Desa Krimun hanya untuk sekedar menjawab rasa penasaran tentang Dayak Indramayu.
Kata Nia, ada pengecualian bagi orang Dayak Indramayu khususnya Dayak Alami untuk membuat kartu identitas. Mereka diperbolehkan bertelanjang dada. Sebab aparat desa sudah memahami hal tersebut sebagai kepercayaan yang harus senantiasa dilestarikan.
Karena ada beberapa orang anggota Dayak Indramayu terdaftar sebagai warga Krimun, maka pemerintah Desa juga wajibkan memberikan bantuan selayaknya warga Desa lainnya.
"Dapat bantuan dari pemerintah contohnya kayak BPNT, BLT juga ada diseleksi," ucap Nia.
Nia mengakui jika selama ini orang Dayak Indramayu tidak pernah berbuat tindakan yang menyusahkan aparat Desa. Meskipun mereka tidak pernah menggunakan hak politiknya dalam memilih kepala Kuwu.
Setelah wawancara dengan Nia, Wardi memanggil aku untuk mengambil makanan di dapur. Katanya, aku harus mencoba urap andalan orang Dayak Indramayu yang terkenal dimasak secara alami.
"Ayo makan dulu, sebelum gelap," ucap Wardi dari arah Pesanggrahan.
Dengan lauk urap, oncom goreng, dan sayur asem, aku melahap isi piring sampai habis tak tersisa.
Baca Juga: Presiden Bersyukur Tol Cisumdawu Bisa Rampung
Hidup Bersahaja