Selesai memakan buah terlarang itu, pakaian Adam dan Hawa yang selama ini menjadi penutup tubuhnya mendadak hilang. Keduanya begitu panik dan malu sehingga terus berusaha menutupinya dengan daun pohon yang ada di dalam surga. Tipu daya Iblis pun berhasil membuat Nabi Adam dan Hawa terusir dari surga. Kisah ini pun ada dalam firman Allah berikut:
"Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, ‘Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: ‘Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?’" (QS. Al-A’raf [7]: 22)
Adam dan Hawa lantas sangat menyesali kecerobohan itu dan segara bertobat kepada Allah swt. Kendati tobat keduanya diterima, namun Allah SWT Atetap memberi “hukuman” kepada mereka dengan menurukannya dari surga sebagai konsekuensi atas dosa yang telah diperbuat. (Abdul Karim Zaidan, al-Mustafâd min Qasâshil Qur’ânî: 1998, juz I, h. 24).
Jamaah yang diberkahi Allah,
Ketika Adam dan Hawa diturunkan ke bumi, keduanya pun sangat bersedih. Dalam sehuah riwayat dikatakan keduanya menangis sejadi-jadinya. Saking begitu merasa berdosa, mereka tidak berani memandang ke arah langit selama 40 tahun.
Dalam satu riwayat, Imam Jalaluddin as-Suyuthi mengatakan saat Adam dan Hawa diturunkan di bumi, keduanya kemudian berthawaf untuk mengelilingi Ka’bah selama tujuh hari dan melaksanakan sholat dua rakaat. Lalu membaca doa tobat yang artinya:
“Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku.
Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku.” (As-Suyuthi, Addurrul Mantsur, tanpa tahun: juz 1, h. 59)
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT,
Baca Juga: 12 Amalan Malam 10 Muharram Sesuai Sunnah yang Datangkan Limpahan Pahala
Salah satu pesan moral penting yang dapat kita petik dari kisah di atas adalah setiap manusia mempunyai potensi untuk berbuat dosa. Jangankan kita orang biasa, sekelas Adam yang merupakan nabi dan hidup di surga saja masih bisa terjerumus ke dalam kesalahan yang membuatnya harus menanggung hukuman yang sangat berat.
Nah itulah tadi contoh khutbah Jumat tentang hari Asyura. Semoga bermanfaat!
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari