Menelusuri Kebesaran NU yang Rawan Dijadikan Alat Politik

Farah Nabilla Suara.Com
Selasa, 05 September 2023 | 17:49 WIB
Menelusuri Kebesaran NU yang Rawan Dijadikan Alat Politik
Para kader NU saat acara Selatda di Kuta Mandalika Lombok Tengah, Minggu (5/12/2021). [Dok Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tak dapat dipungkiri, bahwa NU juga memiliki peranan besar dalam kancah perpolitikan di Indonesia. Hal ini dicatat oleh Herbert Feith dalam bukunya yang berjudul The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia.

Feith mencatat bahwa NU juga merupakan salah satu komponen yang tergabung dalam partai Masyumi. Adapun Masyumi merupakan partai dengan ideologi agama yang muncul di era Orde Lama hingga awal Orde Baru.

Para kader NU juga beberapa kali berhasil masuk ke dalam lini pemerintahan dari legislatif hingga eksekutif.

Bahkan, sosok Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang menjadi Presiden Indonesia ke-4 juga merupakan warga NU tersohor. 

Lahirnya PKB

Meski Masyumi sudah lama dibubarkan, NU tetap memiliki kehadiran politik yang kuat.

Adapun NU mengilhami lahirnya partai politik bernama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang didirikan pada 23 Juli 1998.

Beberapa ulama NU seperti Gus Dur, Mustofa Bisri (Gus Mus), dan Ilyas Ruhiat turut hadir mendirikan PKB.

Kini, ada segudang tokoh PKB sekaligus tokoh NU yang kondang dalam pemerintahan, salah satunya Ketua Umum atau Ketum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang didapuk sebagai calon wakil presiden Anies Baswedan.

Baca Juga: Anies-Cak Imin Resmi Capres-Cawapres, Gus Falah Yakin Suara Ganjar di Kalangan NU Tidak Tersedot

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI