"Jadi gerakan yang kami dorong, gerakan perubahan, dilakukan ramai-ramai, lah. Begitu banyak yang membantu, mayoritas bantuannya tidak dalam bentuk rupiah," tutur Anies.
"Kami dipinjami rumah, kendaraan, staf-staf yang kita bekerja bersama sebagian adalah mereka dibayar oleh perusahaan-perusahaan yang mau membantu kita. Jadi, secara pembiayaan itu bukan pembiayaan seperti diberikan rupiah bentuknya adalah natura," sambungnya.
Tak sampai di situ, Najwa Shihab lantas kembali mencecar masih seputar modal kampanye Anies. Perempuan yang akrab disapa Nana ini mengatakan, uang tunai tetap diperlukan dalam kampanye mengingat biaya politik sangat mahal.
Ia kemudian menyinggung total modal yang dikeluarkan calon legislatif di Jakarta mencapai Rp 40 miliar, sesuai dengan pernyataan bakal calon presiden pendamping Anies, Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
"Cak Imin sempat bilang untuk bisa jadi caleg di DKI minimal Rp 40 miliar di Jakarta. Dan kota-kota besar itu enggak terima kerudung atau kaos, Mas, (mereka) terimanya kulkas. Apa rencana Anda untuk mengumpulkan uang sebanyak itu?" tanya Najwa.
"Bukan kami mengumpulkan dana, mereka yang mengumpulkan, mereka (yang) bekerja. Kalau saya datang ke sebuah tempat, maka tuan rumah di sana yang akan meng-handle seluruh biayanya. Ini menjadi sebuah iuran," jawab Anies.
Anies lantas melanjutkan menjawab pertanyaan tegas Najwa terkait apa langkah konkret yang bakal diambil di masa-masa kampanye nanti, selain mengandalkan dana sumbangan relawan.
Anies mengaku telah membuat desain kaos dan banner untuk keperluan kampanye.
"Kami sendiri tidak mencetak, tapi kami siapkan konten dan kami minta kepada semua, bila Anda percaya apa yang kami rencanakan, akan kami kerjakan. Bantu kami untuk melakukan perubahan di republik ini, karena tidak mungkin kita kerjakan sendirian," kata Anies.
Baca Juga: Dendam Pada Kemiskinan, Ganjar Pranowo Curhat Buka Tiga Sekolah Hanya untuk Siswa Miskin