Nah, Dome of The Rock inilah yang kerap dipersoalkan. Pasalnya, bangunan ini sempat menjadi gereja Templum Domini selama Kerajaan Kristen Yerusalem.
Selain itu di dalam Dome of The Rock juga terdapat batu yang dalam kepercayaan umat Yahudi disebut Even ha-Shtiyya atau Batu Fondasi. Ini adalah batu 'arah kiblat' seluruh umat Yahudi di dunia.
Namun bagi Islam, batu ini pulalah yang dipercaya menjadi pijakan Nabi Muhammad ketika menuju ke langit dalam peristiwa Isra Miraj.
Sejarah Berdirinya Masjid Al Aqsa
Dalam kepercayaan Islam, Masjid Al Aqsa telah ada sejak zaman Rasulullah. Masjid ini diyakini merupakan masjid kedua yang dibangun di muka bumi.
Sebagian besar ulama yakin bahwa masjid Al Aqsa pertama kali dibangun oleh Nabi Adam AS berdasarkan perintah Allah SWT.
Setelah dibangun Nabi Adam masjid ini pernah lenyap karena banjir besar pada zaman Nabi Nuh. Hal tersebut menunjukkan masjid Al-Aqsa yang masih berdiri sampai saat ini bukan merupakan bangunan asli.
Setelah hancur karena bencana, masjid ini kemudian dilanjutkan oleh nabi-nabi berikutnya. Salah satunya adalah Nabi Sulaiman yang memperbaiki dan memperluas bangunan masjid Al Aqsa.
Nabi Sulaiman kemudian meminta tiga hal kepada Allah SWT selepas memperbaiki masjid Al Aqsa. Pertama memohon agar keputusan hakim sejalan dengan keputusan Allah SWT.
Baca Juga: Houthi Yaman Ikut Serang Israel, Kemana Arab Saudi? Sikap Raja Salman Jadi Sorotan
Permohonan kedua adalah agar kerajaan tidak selayaknya dimiliki seseorang sesudahnya. Permohonan ketiga adalah agar masjid ini tidak dikunjungi oleh seseorang yang tidak menginginkan sholat di dalamnya, melainkan orang-orang yang berdosa.
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, masjid ini telah berulang kali diperbaiki di bagian pondasi sehingga masih bisa berdiri sampai saat ini. Namun tentunya sejarah ini berbeda dengan versi kepercayaan umat Kristen dan Yahudi.
Jika menurut Alkitab Ibrani, Nabi Daud (Raja Daud) membeli sebidang tanah di Yerusalem untuk dibangun tempat ibadah. Namun, keinginan itu baru terwujud pada masa putranya, Sulaiman (Salomo).
Nah, Sulaiman kemudian membangun tempat ibadah yang dikenal dengan Bait Suci. Lokasi Bait Suci hingga sekarang pun tidak diketahui tepatnya namun konon berada di kompleks Masjid Al Aqsa.
Demikian penjelasan sejarah Masjid Al Aqsa, lokasi paling sensitif dalam konflik Israel-Palestina.