"Dukungan teknologi informasi dapat mengoptimalkan pelayanan publik dan memudahkan sosialisasi program program kota di Jakarta," jelas Yudhistira.
Lebih lanjut, Yudhistira berharap, dengan transformasi digital, Jakarta menjadi kota yang mampu bersaing dengan kota-kota besar lainnya di dunia. Dengan demikian, upaya menjadikan Jakarta sebagai pusat bisnis dan ekonomi global terwujud.
"Kota Jakarta memiliki tagline, 'A City for Everyone', dengan fokus perencanaan pada lingkungan, ekonomi, manusia, dan pemerintahan," pungkasnya.
Sementara itu, pengamat perkotaan dari Universitas Indonesia, Lin Yola, menyatakan, konsep smart city diperlukan bagi kota yang memiliki mobilitas tinggi seperti Jakarta. Dengan pemanfaatan teknologi, pergerakan masyarakat akan menjadi salah satu keunggulan suatu kota dalam meningkatkan ekonominya.
“Pemanfaatan teknologi sebagai penyeimbang dan solusi dampak proses urbanisasi tinggi di kota-kota ASEAN yang sangat diperlukan,” jelas Lin.
Menurutnya, smart city saat ini telah berkembang tak hanya terkait penerapan pemerintahan yang baik atau good governance. Konsep ini juga disebutnya bisa menjadi solusi bagi kota Jakarta yang merupakan tujuan utama urbanisasi.
"Pemanfaatan teknologi sebagai penyeimbang dan solusi dampak proses urbanisasi tinggi di kota-kota ASEAN yang sangat diperlukan," ungkap Lin.
Ia mengakui, untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota cerdas tidaklah mudah. Pemprov DKI harus melakukan kolaborasi dari tingkat pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat.
“Ini bisa dimanfaatkan kerja sama antara pemerintah, akademisi, dan sektor privat untuk bermitra," pungkasnya.
Baca Juga: DKI Dapat Suntikan Dana Rp13,36 Miliar Dari Pemerintah Pusat di Penghujung Tahun, untuk Program Apa?