Juru bicara Houthi, Mohammad al Bukhaiti mengatakan pihaknya tidak gentar dan akan menghadapi pasukan Barat yang berpatroli di perairan tersebut.
Perdagangan dunia terganggu
Perusahaan-perusahaan kargo dan perkapalan mengeluhkan naiknya biaya asuransi akibat gangguan Houthi di Laut Merah. Lazimnya kapal harus menginformasikan kepada perusahaan asuransi saat akan memasuki perairan berisiko dan mereka akan dimintai biaya premi tambahan senilai 0,07 persen dari nilai kapal.
Tetapi kini, akibat serangan Houthi, biaya premi tambahan tersebut meningkat hingga 0,5 sampai 0,7 persen. Sementara itu pada pekan ini perusahaan-perusahaan asuransi perkapalan memperluas area di Laut Merah yang dinilai sebagai berisiko tinggi. Itu artinya kapal-kapal dagang harus merogoh kocek lebih dalam untuk melintas area tersebut.
Tetapi sebagian besar pemilik kapal kini urung melintasi Laut Merah. Mereka menilai, risikonya sudah terlalu besar.
Pekan lalu beberapa perusahaan kapal raksasa seperti Maersk, Hapag Lloyd dan MSC memutuskan untuk tidak melewati Laut Merah. Pada Senin kemarin, perusahaan minyak dan gas asal Inggris BP, juga memutuskan untuk tak lagi mengirim muatannya melewati Laut Merah.
Menurut lembaga thinktank Atlantic Council, 7 dari 10 perusahaan kapal terbesar dunia menghentikan pelayaran di Laut Merah.
Mereka lebih memilih jalur memutar, melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan, seperti pada abad 15 silam. Jalur ini memakan waktu 2 pekan lebih lama.
Harga-harga naik
Baca Juga: Menegangkan! Beginilah Aksi Pemberontak Houthi Yaman saat Bajak Kapal Kargo Israel
Setelah BP mengumumkan tak lagi mengirim minyak dan gas melewati Laut Merah, harga minyak dunia naik. Para analis mewanti-wanti, jika lebih banyak perusahaan minya mengambil langkah yang sama dengan BP, maka harga energi akan melonjak tajam.
Faktanya, langkah apa pun yang diambil perusahaan kargon dan tanker, harga-harga barang akan tetap naik. Kalau pun perusahaan perkapalan tetap nekat melewati Laut Merah, mereka akan dipaksa membayar lebih mahal ke perusahaan asuransi dan harga-harga barang juga akan naik mengikut melonjaknya biaya logistik.
Gejolak ini dikhwatirkan akan menyebabkan krisis ekonomi yang lebih jauh, ketika dunia sedang berusaha pulih dari krisis akibat Covid-19 dan perang Rusia - Ukraina.