Suara.com - Wilayah Bangka Belitung dalam waktu belakangan ramai jadi sorotan setelah mencuat kasus mega korupsi yang menyeret nama crazy rich Harvey Moeis yang tak lain suami dari Sandra Dewi.
Pada medio tahun 2008, nama Bangka Belitung sempat hits setelah menjadi latar film Laskar Pelangi yang merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Andrea Hirata.
16 tahun berselang, wilayah yang berada di bagian timur Pulau Sumatera ini kembali mencuri perhatian.
Tapi kali ini bukan karena menjadi tempat syuting film melainkan jadi latar kasus dugaan korupsi timah yang melibatkan dua crazy rich yakni Helena Lim dan Harvey Moeis.
Harvey Moeis jamak dikenal sebagai suami dari artis Sandra Dewi.
Terlepas dari kasus korupsi yang menjerat Harvey Moeis dan kroni-kroninya, timah dan Bangka Belitung memiliki pertalian yang erat sejak zaman dahulu.
Timah bisa dibilang merupakan komoditi utama dan penggerak ekonomi paling dominan di kawasan kepulauan Bangka Belitung.
Meski begitu, jauh sebelum timah ditemukan dan jadi rebutan banyak pihak, pulau Bangka Belitung bukanlah tempat yang diperhitungkan, bahkan hanya dipandang sebelah mata.
Disebut Pulau Mayit
Baca Juga: Belum Ada Kaitan dengan Dugaan TPPU, Kejagung Beberkan Maksud Panggil Sandra Dewi
Mengutip dari buku Lintas Sejarah Perdagangan Timah di Bangka-Belitung Abad 19 dan 20 keluaran Kemendikbud tahun 2017, asal muasal nama Bangka terdapat beragam versi salah satunya berdasar catatan yang tertulis dalam sejarah Dinasti Ming.
Diriwayatkan bahwa pulau Bangka disebut juga sebagai Ma-Yi-dong atau Ma-yi-Tung . Ma-yi-dong konon terletak di sebelah barat puau Gao-lan atau Belitung.
Istilah itu merupakan julukan para pedangang arab untuk pulau Bangka.
Kata tersebut berasal dari kata Mayit atau dalam bahasa yang lebih halus bangkai.
Menurut pendapat umum bangkai yang dimaksud merupakan bangkai kapal yang banyak kandas atau pecah dan karam. Bangkai kapal ini banyak ditemukan di timur pulau Bangka tersebut.
Sementara itu, berdasarkan sejarahnya, Pulau Bangka pernah ditinggali umat Hindu pada abad ke-7.