Pada kesempatan yang sama, Refly juga menuding Menteri Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berbohong soal defisit impor beras. Sebab, lanjut Refly, Airlangga dalam sidang sengketa pilpres mengatakan defisit impor beras mencapai sekitar 5,8 juta ton.
"Padahal, menurut Faisal Basri dan catatan kami, cuma 0,6 juta ton. Dia ngomong 5,8 juta ton dan produksi beras yang 0,6 (juta) itu diimbangi dengan impor beras 3,06 juta ton. Harusnya dengan impor yang sebesar itu, harga beras turun drastis kan karena ada operasi pasar? Ternyata tidak,” ucap Refly menjelaskan.
“Jadi buat apa impor beras yang lebih 2.4 juta ton itu. Ya kami duga untuk bansos beras dan setelah itu kita lihat, tidak ada jaminan ketika sudah menang, uang yang tadinya diperpanjang sampai Juni itu, belum ada realisasinya lagi,” tandas dia.
Sekadar informasi, ada dua pengajuan permohonan sengketa Pilpres 2024 yang disampaikan kepada MK.
Perkara pertama diajukan tim hukum pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar pada Kamis (21/3/2024) lalu.
Langkah yang sama juga dilakukan oleh tim hukum pasangan caon nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud yang mengajukan permohonan sengketa ke MK pada Sabtu (23/3/2024).
Kemudian, tim hukum pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendaftar ke MK sebagai pihak terkait pada dua perkara tersebut.