Dikutip dari Tempo, mantan manajer program di Rumah Faye yakni Carla Natan mengungkapkan Faye sejak kecil hidup di Amerika.
Dari usia 9 bulan hingga 3 tahun, Faye diasuh untuk menjadi anak yang mandiri.
"Saya percaya Faye sudah memiliki bakat menolong sesama sejak ia masih sangat muda. Ia tinggal dengan saya di Amerika sejak usia 9 bulan hingga 3 tahun. Dengan tak memiliki bantuan domestik di rumah, Faye sangat mandiri untuk memenuhi keperluan sehari-hari," kata Uli sapaan akrab sang ibunda.
Lebih lanjut, Uli menyebut selalu memposisikan Faye sebagai partnernya bukan seorang anak.
"Jadi saya memperlakukan Faye itu sebagai partner atau mitra bukan sebagai anak jadi dari kecil dia sudah berpikir untuk memutuskan sesuatu. Tentu dengan bantuan saya, tapi saya menggiring agar dia selalu berpikir untuk dirinya dan bukan kata mama," imbuhnya.
Berkat kepeduliannya perihal isu HAM terutama soal perdagangan anak dan perempuan, Faye beberapa kali mendapat penghargaan.
Diantaranya ia dinobatkan sebagai 50 Asians to Watch dalam kategori Social versi The Straits Times Singapura.
Lalu ia juga masuk daftar Forbes Indonesia 30 under 30 dalam kategori Social Entrepreneur & Philanthropy.
Selain itu ia juga menjadi salah satu anak muda yang memimpin di daftar Gen.T List 2020 untuk kategori Philanthropy & Charity.
Baca Juga: Buang Lolly, Nikita Mirzani Mau Adopsi Anak Perempuan: Gue Mau Cari Bayi Bule