Pengalaman pahit dari pemberontakan PRRI/Permesta pada akhir 1950-an masih terekam jelas dalam pikiran Soekarno. Pemberontakan yang disebabkan oleh ketidakpuasan beberapa tokoh daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat ini hampir saja memecah belah Indonesia.
Soekarno khawatir bahwa jika PKI dibubarkan, hal itu dapat memicu reaksi serupa dari para pendukung partai tersebut. Terlebih lagi, PKI memiliki jaringan yang luas dan militan di berbagai daerah.
4. Hubungan dekat Soekarno dengan negara-negara Komunis
Selama masa kepemimpinannya, Soekarno menjadi salah satu pemimpin yang dihormati di dunia, yang menyebabkan hubungan dekatnya dengan negara-negara berideologi Komunis, seperti Uni Soviet, Republik Rakyat Tiongkok, dan Korea Utara.
5. Keraguan terhadap Militer
Hubungan Soekarno dengan militer, terutama Angkatan Darat, mengalami pasang surut. Soekarno menyadari bahwa militer memiliki ambisi politik yang besar, dan pembubaran PKI berpotensi memperkuat posisi mereka.
Ia khawatir bahwa militer akan memanfaatkan situasi untuk merebut kekuasaan, mengakhiri era Demokrasi Terpimpin, dan menggagalkan cita-cita revolusi. Oleh karena itu, Soekarno berupaya menjaga keseimbangan kekuatan antara PKI dan militer.
Ia berpendapat bahwa keberadaan PKI sebagai kekuatan penyeimbang dapat mencegah tindakan sewenang-wenang dari militer.
Penolakan Soekarno setelah peristiwa G-30 S/PKI memicu demonstrasi besar-besaran di masyarakat. Aksi tersebut mengusung istilah TRITURA, yang terdiri dari tiga tuntutan rakyat, yaitu membubarkan PKI dan organisasi-organisasi terkait, merombak kabinet Dwikora, serta menurunkan harga bahan pokok.
Sebagai akibat dari demonstrasi ini, muncul peristiwa Supersemar, yaitu surat perintah pada tanggal sebelas Maret yang memberikan mandat kepada Ir. Soeharto untuk mengambil tindakan.
Melalui Supersemar, Soeharto mengambil alih kekuasaan, membubarkan PKI, dan menangkap 15 menteri Soekarno yang dituduh terlibat dalam G30S/PKI.
Demikianlah informasi mengenai alasan mengapa PKI tidak dibubarkan oleh Soekarno usai peristiwa G30S/PKI. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas