"Saya merasa sangat sakit hati dengan penderitaan yang begitu besar, baik di Israel maupun di Gaza. Saya benar-benar merasa prihatin untuk kedua belah pihak ... Dan saya sungguh peduli pada orang-orang, warga sipil yang tak bersalah, yang hanya mencoba menjalani kehidupan mereka dan terjebak dalam konflik ini. Hal ini sungguh melukai hati saya," kata Schneider.
Menyuarakan kekhawatirannya tentang bagaimana dan kapan solusi akan tercapai di Gaza, ia berharap perdamaian akan segera terwujud.
“Dan meskipun mungkin belum akan tercapai pada peringatan satu tahun ini, saya berharap kita segera melihat perdamaian dan orang-orang bisa kembali menjalani kehidupan mereka," tambah Schneider.
Schneider berharap pemerintahan Joe Biden dapat "berbuat lebih banyak" untuk mencapai kesepakatan di Gaza, meskipun ia menyadari bahwa masalah ini sangat "rumit" dan tidak akan mudah diselesaikan.
Ketika ditanya tentang pasokan senjata AS yang masih berlanjut ke Israel, ia mengatakan: "Saya tidak menyukainya, dan saya berharap hal itu berubah."
Ada Upaya Membumihanguskan Gaza
Sudah ada puluhan ribu orang tewas di Jalur Gaza, Palestina imbas serangan yang diluncurkan oleh Israel pada 7 Oktober 2024 hingga detik ini.
Hal itu tentu menjadi sorotan banyak pihak di berbagai negara. Kali ini Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia (UI), Sya'roni Rofii turut buka suara.
Perlu diketahui, bahwa konflik Palestina dan Israel terhitung telah terjadi lebih dari setengah abad lalu. Berbagai langkah diplomatik dalam bentuk perjanjian dan prakarsa telah beberapa kali dilakukan untuk mencapai perdamaian.
Baca Juga: Serangan Udara Terus Diluncurkan Israel, 250 Ribu Orang Tinggalkan Lebanon
Namun, berbagai upaya tersebut tidak berhasil dan konflik antar keduanya masih terjadi hingga saat ini.