Wamenaker Sindir Pejabat Soal Bendera One Piece: Mereka Kecewa Caramu Bekerja, Bukan Benci Indonesia

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Selasa, 05 Agustus 2025 | 11:27 WIB
Wamenaker Sindir Pejabat Soal Bendera One Piece: Mereka Kecewa Caramu Bekerja, Bukan Benci Indonesia
Wamenaker Immanuel Ebenezer melontarkan kritik tajam bagi para pejabat yang reaktif dan gegabah menanggapi fenomena viralnya bendera One Piece menjelang HUT RI ke-80. (ist)

Suara.com - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer melontarkan kritik tajam bagi para pejabat yang reaktif dan gegabah menanggapi fenomena viralnya bendera One Piece menjelang HUT RI ke-80.

Alih-alih melihatnya sebagai ancaman, pria yang akrab disapa Noel ini menyebut fenomena tersebut adalah cermin kegagalan negara dalam merangkul aspirasi anak muda.

Menurutnya, pejabat yang buru-buru memberi stigma "anti-negara" pada anak-anak muda tersebut hanya menunjukkan cara pandang yang sempit dan justru memperlebar jarak.

“Mereka bukan anti-negara. Mereka hormat Merah Putih, tapi kecewa pada cara pengurus negara bekerja. Itu wajar. Justru karena cinta itulah mereka ingin perubahan,” kata Noel dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Ia memperingatkan, sikap represif adalah jalan pintas yang berbahaya. “Kalau kita buru-buru memberi stigma, kita akan kehilangan mereka,” tegasnya.

Viralnya bendera bergambar tengkorak khas bajak laut Topi Jerami dalam anime One Piece memicu perdebatan. Sebagian kalangan menilainya sebagai tindakan yang merusak kesakralan Merah Putih. Namun, Noel meminta semua pihak untuk memahami konteksnya terlebih dahulu.

“Anak-anak ini hidup di dunia yang penuh simbol dan cerita seperti One Piece. Mereka menyukai semangat kebebasan, persahabatan, dan perlawanan terhadap ketidakadilan yang digambarkan di sana,” jelas Noel.

Baginya, simbol itu bukanlah upaya menyaingi bendera negara, melainkan sebuah teriakan minta didengar.

“Ketika mereka pakai simbol itu, bukan berarti mereka benci Indonesia. Mereka hanya mencari cara menyampaikan perasaan mereka,” ujarnya.

Baca Juga: Pasal Karet Takut sama Simbol Jagoan Karet? Ryan Adriandhy Sindir Telak Larangan Bendera One Piece

Fenomena Bendera One Piece Bersanding dengan bendera Merah Putih Jelang Hari Kemerdekaan (x.com/@reododdyleonard)
Fenomena Bendera One Piece Bersanding dengan bendera Merah Putih Jelang Hari Kemerdekaan (x.com/@reododdyleonard)

“Yang mereka lakukan itu bukan pemberontakan. Mereka hanya ingin didengar. Sama seperti di One Piece, banyak karakter memberontak bukan karena benci, tapi karena kecewa dan ingin perubahan,” Noel menambahkan.

Noel secara gamblang mengkritik pejabat yang hanya bisa menegur tanpa mau mendengar.

Menurutnya, jika nilai-nilai luhur seperti persahabatan, keadilan, dan solidaritas justru lebih banyak ditemukan anak muda dalam cerita fiksi ketimbang di dunia nyata, itu adalah sebuah ironi yang memalukan.

“Kalau anak-anak muda merasa nilai-nilai itu tidak ada dalam kehidupan nyata, itu artinya kita harus evaluasi cara kita hadir. Energi mereka jangan dimatikan, tapi diarahkan ke hal positif,” katanya.

Ia menutup pernyataannya dengan sebuah ajakan untuk mengubah cara pandang. Negara, menurutnya, harus berhenti melihat anak muda sebagai objek yang harus diatur, melainkan sebagai subjek yang memiliki energi besar untuk perubahan.

“Pahami dulu konteksnya. Ini bukan soal bendera One Piece melawan Merah Putih. Ini soal anak-anak muda yang mencari tempat di negeri mereka sendiri. Kalau kita mau mendengar, rasa kecewa itu bisa kita ubah jadi energi positif,” pungkas Noel.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI