Pendidikan sufisme juga menjadi bagian penting dalam pembelajaran di pesantren ini, meliputi praktik salat sunnah, zikir, tirakat, dan puasa.
KH Hasan Besari memimpin Pesantren Tegalsari selama 70 tahun hingga wafat pada tahun 1867 dalam usia 138 tahun. Ia dimakamkan di kompleks makam keluarga Tegalsari, yang hingga kini menjadi tempat ziarah.
KH Hasan Besari tidak hanya menjadi simbol kejayaan pendidikan Islam di Jawa, tetapi juga seorang pemimpin yang membawa perubahan besar bagi masyarakat di masanya. Pesantren Tegalsari yang ia dirikan tetap menjadi tonggak sejarah yang menginspirasi perkembangan pesantren di Indonesia.
Demikianlah informasi terkait profil KH Hasan Besari Ponorogo yang disebut-sebut sebagai leluhur Gus Miftah.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas