Pada kesempatan itu, Mardiono diberi kesempatan menyampaikan pidato poltiknya sebelum akhirnya membuka secara resmi mukernas.
Pidato poltik Mardiono terdengar seperti balasan untuk menjawab riak-riak apa yang disampaikan oleh Rommy.
Pertama yang bisa disoroti soal dirinya meminta kader PPP tak menyalahkan pihak lain dalam kegagalan partai di Pemilu 2024. Apalagi sampai menyalahkan Partai Cokelat atau biasa disebut Parcok.
Kedua, Mardiono dalam pidatonya menyampaikan, Mukernas memang menjadi ajang persiapan partai dalam menggelar Muktamar tahun depan. Namun, secara khusus mewanti-wanti agar dalam muktamar tidak dibumbui dengan konflik dan adu domba.
"Kita tidak membuka diri untuk para pihak yang mengadu domba, mengembangkan fitnah dan membenturkan kader satu dengan yang lain," kata Mardiono.
Ia mempersilakan bagi siapa pun kader yang ingin mencalonkan diri sebagai ketua umum PPP di Muktamar, harus mengedepankan modal etika keIndonesiaan.
Ketiga, dalam pidatonya Mardiono menyampaikn permohonan maaf atas kesalahan dan kekeliruan selama dirinya memimpin PPP.
Bursa Calon Ketum
Usai acara pembukaan Rommy menghormati apa yang disampaikan Mardiono dalam pidatonya.
Baca Juga: Muktamar PPP 2025 Disebut Bisa Hasilkan Putusan Apa pun: Ubah AD/ART hingga Kandidat Caketum
Namun ia lagi-lagi menyampaikan pendapatnya denga meminta PPP bisa membuka diri menerima calon ketua umum atau caketum dari luar partai. Alasannya, agar PPP ke depan ada penyegaran dan mendukung juga prinsip rejuvasi dalam partai.