Ketika pindah ke Sumatera itu, Satmoko dan Retno sudah menikah dan memiliki tiga orang anak. Di Sumatera lahir anak ke-4,5,6,7.
"Saya yang nomor 7. Habis itu selesai masa penugasan di sana, beliau pulang kembali ke Yogyakarta. Dan beliau kariernya terus di bidang pendidikan sampai membangun IKIP Semarang sampai sekarang Universitas Negeri Semarang," ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengaku senang berada di rumah karena sama seperti berada di sekolah. Menurut dia, orang tuanya memosisikan anak-anaknya sebagai murid.
Dari 10 bersaudara, Sri Mulyani mengaku satu-satunya yang berbeda. Dia tidak ingin menjadi dokter atau insinyur seperti kakak dan adiknya.
"Satu-satunya dari 10 anak, yang tidak ingin menjadi dokter atau insinyur. Jadi kakak saya itu dokter di UI, empat di ITB, satu di UI, kedokteran di Undip. Saya satu-satunya yang jurusan IPA kepingin masuk noneksakta dan saya memilih ekonomi," ujarnya.
Ketika memilih kuliah ekonomi di Universitas Indonesia (UI), Sri Mulyani mengaku awalnya tidak tahu ilmu ekonomi itu seperti apa.
Yang ia tahu ekonomi ada matematikanya, psikologi perilaku. Dia pun mengaku senang kuliah di Fakultas Ekonomi UI di masa tahun 1981-1986, saaat semua mahasiswa masih idealis.
"Selesai UI ditawari beasiswa master degree pilihan UK atau USA, saya pilih USA hanya karena mereka membolehkan saya apply untuk phd program. Di Amerika sama suami, saya sekolah dia sekolah," papar Sri Mulyani.
Baca Juga: Sri Mulyani: Sosok Menteri Keuangan Tiga Era Pemerintahan, Mendadak Diisukan Mundur