
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyatakan bahwa semula anggaran MBG dialokasikan Rp 71 triliun.
Adapun targetannya yakni kepada 7,9 juta orang yang terdiri dari 15,5 juta anak sekolah serta 2,4 juta ibu hamil/menyusui dan balita.
Namun, Presiden Prabowo Subianto menginginkan target penyaluran dipercepat, sehingga perlu tambahan anggaran.
Sehingga nantinya jumlah penerima manfaat dimaksimalkan menjadi 82,9 juta orang pada akhir 2025. Untuk memenuhi target tersebut dibutuhan alokasi anggaran sekira Rp 100 triliun.
"Dan untuk itu kebutuhan alokasi anggaran kami antisipasi akan menjadi Rp 171 triliun, ini akan disiapkan," ujarnya.
Anggaran yang sudah cair untuk program MBG hingga 12 Maret 2025 mencapai Rp 710,5 miliar untuk 2,05 juta penerima manfaat. Namun, jumlah tersebut masih jauh dari angka yang ditargetkan oleh Prabowo.
"Sampai dengan tanggal 12 Maret, pencairan anggaran telah mencapai Rp 710,5 miliar dan sesuai laporan ini telah menjangkau penerima manfaat sebanyak lebih dari 2 juta orang," katanya.
Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda mengatakan anggaran besar MBG pada saat penerimaan negara masih terbatas, bakal menimbulkan masalah.
Huda menjelaskan bahwa penurunan tax ratio dalam beberapa tahun terakhir membuat kemampuan APBN terbatas.
Baca Juga: Siswa Puasa Tetap Dapat MBG untuk Berbuka, Kepala BGN Jamin Menu Tak akan Basi
"Jika pemerintah memaksakan target 100 persen untuk MBG, defisit anggaran bisa lebih dari 3 persen. Kami yakin, hingga 2029, target MBG sulit tercapai karena keterbatasan anggaran,” katanya kepada Suara.com, beberapa waktu lalu.