Giginya Dicabut Tanpa Anastesi, Seorang Wanita Nekat Lompat dari Atap Rumah Sakit

Bella Suara.Com
Selasa, 25 Maret 2025 | 10:03 WIB
Giginya Dicabut Tanpa Anastesi, Seorang Wanita Nekat Lompat dari Atap Rumah Sakit
Ilustrasi cabut gigi (Shutterstock)

Suara.com - Seorang wanita berusia 34 tahun bermarga Wu meninggal dunia setelah melompat dari atap Rumah Sakit Kota Anqing di provinsi Anhui, Tiongkok timur, menyusul dugaan malpraktik dalam prosedur pencabutan gigi bungsu yang ia jalani awal bulan ini.

Kejadian tragis ini dilaporkan oleh South China Morning Post dan memicu kemarahan publik terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.

Menurut keterangan saudara laki-laki Wu, prosedur pencabutan gigi yang seharusnya rutin berubah menjadi mimpi buruk.

Selama 90 menit pertama operasi, Wu tidak diberikan anestesi, sehingga ia menahan rasa sakit yang luar biasa.

Ilustrasi Operasi Gigi (Freepik)
Ilustrasi Operasi Gigi (Freepik)

Parahnya lagi, dokter yang menangani prosedur tersebut keliru mencabut gigi yang sehat, lalu secara paksa memasang kembali gigi yang telah dicabut ke posisi semula menggunakan kawat untuk mengikatnya bersama beberapa gigi lainnya.

“Adik saya menderita selama satu setengah jam tanpa anestesi,” ungkap saudaranya dengan nada geram.

Akibat kesalahan tersebut, Wu mengalami kerusakan gigi yang parah, wajahnya membengkak, dan ia kesulitan makan.

Selama beberapa hari setelah prosedur, ia hanya mampu bertahan dengan minum air putih karena rasa sakit yang tak tertahankan mengganggu tidurnya. Dalam sebuah video yang diunggah ke media sosial, Wu menceritakan penderitaannya.

“Rumah sakit berbohong kepada saya dari awal hingga akhir. Saya sangat menderita. Siapa yang akan menyelamatkan saya? Karena kerugian ini, saya akan mati di sini,” katanya dengan nada putus asa.

Baca Juga: PPDS Anestesi Undip Terancam Tak Dibuka Kemenkes: Kalau Belum Dilakukan, Kita Nggak Akan Kembalikan

Keluarga Wu menyatakan bahwa ia telah berulang kali melaporkan insiden ini ke pihak rumah sakit dan otoritas setempat, namun tidak ada respons memadai.

"Wu telah berulang kali melaporkan masalah ini ke rumah sakit dan pihak berwenang, tetapi tidak ada tindakan apa pun. Hal ini menghancurkan pertahanan psikologisnya, dan dia mengatakan akan menggunakan kematian untuk membuktikan ketidakbersalahannya," kata kerabat tersebut.

Keputusasaan Wu memuncak hingga ia nekat mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atap rumah sakit.

Pasca-kejadian, rumah sakit mengambil langkah dengan menskors dokter yang bertanggung jawab dan menyatakan bahwa kasus ini sedang diselidiki oleh komisi kesehatan serta kepolisian setempat.

Pihak rumah sakit juga menawarkan kompensasi sebesar 100.000 yuan (sekitar Rp11,7 juta), tetapi ditolak keluarga Wu.

Mereka menuntut akses ke rekaman kamera pengawas dari atap tempat kejadian, yang diklaim telah rusak.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI