Menurut laporan media Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan pasukannya untuk mengambil "tindakan tegas" terhadap target-target Hizbullah, dengan mengatakan "Israel tidak akan membiarkan bahaya apa pun" menimpa rakyatnya.
UNIFIL, pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon memperingatkan bahwa eskalasi tersebut dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi kawasan tersebut, dan menyerukan semua pihak untuk "meneguhkan komitmen mereka."
"Kami sangat mendesak semua pihak untuk menghindari membahayakan kemajuan yang telah dicapai, terutama ketika nyawa warga sipil dan stabilitas yang rapuh yang diamati dalam beberapa bulan terakhir terancam," katanya dalam sebuah pernyataan.
Namun, Israel Katz, menteri Israel yang bertanggung jawab atas urusan militer ditemukan mengobarkan api dengan menyalahkan serangan tersebut pada pemerintah Lebanon dan bersumpah untuk membalas.
Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, mengatakan pihaknya "khawatir" dengan meningkatnya kekerasan pada Sabtu pagi.

Aoun mengutuk upaya untuk membalas kekerasan di Lebanon
Namun, Presiden Lebanon Joseph Aoun telah menginstruksikan tentara untuk melindungi warga negaranya dan memperingatkan terhadap segala eskalasi sebagai tanggapan atas klaim rezim Israel tentang penembakan roket dari wilayah negara tersebut.
"Kami mengutuk segala upaya untuk menyeret Lebanon sekali lagi ke dalam siklus kekerasan," Aoun dikutip oleh jaringan berita Al-Mayadeen pada Sabtu.
"Apa yang terjadi di selatan dan apa yang telah terjadi sejak 18 Februari adalah agresi berkelanjutan terhadap Lebanon," ia secara tidak langsung merujuk pada pelanggaran gencatan senjata oleh Israel.
Baca Juga: PM Palestina Desak Dunia Hentikan Serangan Israel di Gaza: Pelanggaran Serius!