Sejumlah layanan transportasi umum, seperti metro dan kereta ringan di Bangkok, dihentikan sementara untuk memastikan keselamatan penumpang dan memungkinkan inspeksi struktural.
Getaran gempa ini juga terasa hingga provinsi Yunnan di China barat daya, di mana badan gempa Beijing mencatat kekuatan 7,9 SR. Di Myanmar sendiri, kerusakan meluas tidak hanya pada bangunan, tetapi juga infrastruktur vital.
Di ibu kota Naypyidaw, wartawan AFP melaporkan jalanan tertekuk dan plafon gedung berjatuhan, sementara di Yangon, warga berlarian keluar dari gedung-gedung tinggi akibat getaran yang berkepanjangan.
USGS mencatat bahwa gempa di dekat Sesar Sagaing, yang membentang dari utara ke selatan Myanmar, bukanlah hal yang langka.
Sejarah mencatat beberapa gempa besar di wilayah ini, termasuk enam gempa berkekuatan di atas 7,0 SR antara 1930 dan 1956, serta gempa 6,8 SR pada 2016 di Bagan yang merusak situs bersejarah dan menewaskan tiga orang.
Namun, dengan sistem medis yang terbatas, khususnya di pedesaan Myanmar, dan kerusakan infrastruktur yang signifikan, respons terhadap bencana kali ini menjadi tantangan besar.
Pemerintah Thailand kini berada di bawah tekanan untuk segera mengambil langkah tanggap darurat guna mendukung upaya penyelamatan di Bangkok dan memastikan keselamatan warga di tengah ancaman gempa susulan.
Di Myanmar, tim penyelamat dan otoritas setempat terus bekerja untuk mengevaluasi situasi, meskipun belum ada laporan resmi mengenai total kerusakan atau jumlah korban jiwa secara keseluruhan.
Baca Juga: Lisa BLACKPINK Kirim Doa Usai Thailand Turut Diguncang Gempa Myanmar