LG Batal Investasi Rp130 T, Prabowo Sebut Bakal Gaet Perusahaan Lain: Tunggu Saja, Indonesia Cerah

Selasa, 22 April 2025 | 18:32 WIB
LG Batal Investasi Rp130 T, Prabowo Sebut Bakal Gaet Perusahaan Lain: Tunggu Saja, Indonesia Cerah
Presiden Prabowo Subianto.(ANTARA/Youtube Sekretariat Presiden/pri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Prabowo Subianto berbicara soal peluang Indonesia melakukan kerja sama dengan perusahaan lain, menyusul, keputusan LG Energy Solution (LGES) untuk membatalkan partisipasinya dalam Proyek Titan, sebuah proyek strategis bersama Indonesia Battery Corporation (IBC).

Tetapi Prabowo belum menegaskan kapan kerja sama dengan perusahaan lain di proyek tersebut terjalin.

"Ya pasti ada tunggu aja. Indonesia besar, Indonesia kuat, Indonesia cerah," kata Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/4/2025).

Diberitakan sebelumnya, ambisi besar Indonesia untuk menjadi pusat (hub) baterai kendaraan listrik (EV) global harus menghadapi kenyataan pahit. Keputusan raksasa baterai asal Korea Selatan, LG Energy Solution (LGES), untuk membatalkan partisipasinya dalam Proyek Titan, sebuah proyek strategis bersama Indonesia Battery Corporation (IBC), dinilai menjadi pukulan telak yang berpotensi menunda terwujudnya mimpi tersebut di era Pemerintahan Prabowo Subianto.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batu bara Indonesia (Aspebindo), Fathul Nugroho, dengan tegas menyatakan bahwa mundurnya LG dari proyek yang digadang-gadang menjadi tulang punggung pengembangan ekosistem baterai nasional ini dapat menghambat target produksi baterai EV berbasis nikel di dalam negeri.

"Dampak dari pembatalan Proyek Titan yang merupakan kolaborasi LGES dengan Indonesia Battery Corporation (IBC), berpotensi menunda target produksi baterai EV berbasis nikel dalam negeri," ujar Fathul menukil Antara, Selasa (22/4/2025).

Proyek Titan, yang diharapkan menjadi lokomotif utama dalam membangun rantai pasok baterai EV yang terintegrasi di Indonesia, kini kehilangan salah satu pemain kuncinya. Keterlibatan LGES, sebagai salah satu produsen baterai EV terbesar di dunia, dipandang krusial dalam hal transfer teknologi dan investasi skala besar.

Lebih lanjut, Fathul menyoroti risiko lain yang timbul akibat mundurnya LGES. Menurutnya, hal ini berpotensi menunda transfer teknologi pengolahan nikel menjadi bahan baterai berkualitas tinggi. Padahal, kemampuan mengolah prekursor dan katoda di dalam negeri merupakan kunci utama untuk meningkatkan nilai tambah mineral nikel yang melimpah di Indonesia.

"Kehilangan kesempatan alih teknologi di sektor bernilai tinggi ini bisa memperlebar ketergantungan kita pada impor," tegas Fathul. Dengan belum mampunya Indonesia mengolah bahan baku baterai secara mandiri dengan kualitas tinggi, ketergantungan pada impor komponen baterai akan terus berlanjut, menggerogoti potensi keuntungan ekonomi dari hilirisasi nikel.

Baca Juga: Kata Moeldoko Usai LG Batalkan Investasi Proyek Baterai EV Rp130 Triliun: Malah Ada yang Senang

Sebelumnya, konsorsium LG dikabarkan membatalkan rencana investasi pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI