Suara.com - Kongres Pejuang Perempuan Indonesia atau KPPI bersama lebih dari 130 organisasi perempuan nasional berkolaborasi mewujudkan Indonesia maju dengan pemberdayaan perempuan.
Ketua Panitia KPPI Sinda Sutadisastra menjelaskan kolaborasi ini menjadi momentum strategis untuk menyatukan energi perempuan dari seluruh Indonesia.
Hal itu disampaikan Sinda dalam kegiatan Kongres bertemakan ‘Kesetaraan dan Kemandirian’ yang digelar di Golden Boutique Hotel, Kemayoran, Jakarta.
“Kita ingin menghasilkan sebuah kesepakatan untuk kerjasama diantara 130 organisasi yang hadir, bahwa pemerintahan saat ini harus dikawal, dan perempuan-perempuan yang terlibat dalam 130 organisasi ini harus ikut serta,” kata Sinda, dikutip pada Sabtu (26/4/2025).
“Kita harus diberdayakan, kita harus bersama-sama memajukan bangsa kita,” sambung dia.
Pada kesempatan yang sama, Sinda juga mengajak lebih dari 500 aktivis perempuan dari berbagai latar belakang yang hadir dalam acara ini untuk melupakan konstetasi Pilpres 2024, lalu.
Dia mengajak para aktivis agar pertemuan ini sekaligus menjadi ajang konsolidasi bagi kaum perempuan Indonesia mengawal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabumung Raka.
“Kita tetap menjadi aktivis politik, dan kita tetap satu dengan Pak Presiden Prabowo dan Pak Wapres Gibran,” ujar Sinda.
Dia juga mengungkapan, bahwa tantangan kaum perempuan di era saat ini jauh lebih besar sehingga perempuan harus lebih kompeten.
Baca Juga: Merayakan Kartini, Merayakan Literasi Perempuan Indonesia
“Jadi tantangan perempuan itu luar biasa, dan perempuan kini itu harus lebih cepat, dan lebih banyak persaingan. Jadi perempuan-perempuan sekarang itu hebat,” ucap Sinda.
Lebih lanjut, Sinda juga menyoroti perilaksu kekerasan yang dialami perempuan. Dia berharap dengan berkumpulnya para aktivis perempuan dari berbagai organisasi ini bisa melahirkan sebuah terobosoan dalam menghadapi tantangan perempuan, baik secara fisik maupun secara ekonomi
“Jadi mudah-mudahan semua bersinergi dan aktivis-aktivis yang bergerak di bidang ekonomi, membantu juga pergerakan ekonomi Indonesia. Dan tidak kiranya semua pergerakan tidak bisa dilandasi dengan pergerakan tanpa adanya pergerakan politik,” tutur Sinda.
Kongres ini membahas beberapa tema strategis, seperti peran perempuan dalam pembentukan sentra ekonomi, sosial, dan budaya, AI dan kearifan lokal, advokasi hukum, program makan bergizi anak sekolah, gerakan digital perempuan, dan peran perempuan sebagai penggerak ekonomi dan politik.
“Ini harus mencapai kesepakatan untuk kita bekerja sama dan bisa membangun bangsa Indonesia,” tuturnya.
Kesetaraan Gender Masih Jadi Tantangan