Suara.com - Tim Penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) pada Kejaksaan Agung kembali memeriksa para saksi terkait dugaan suap dan gratifikasi kasus vonis lepas kasus korupsi CPO terdakwa korporasi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar mengatakan, hari ini ada 4 orang saksi yang diperiksa oleh pihak penyidik. Keempat orang ini yakni HM selaku Hakim pada Pengadilan Tinggi Jakarta.
Kemudian HS selaku Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Selain itu, YW selaku Kasubag Pegawai atau Ortala pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
“DSR selaku konsultan pembiayaan di PT Muara Sinergi Mandiri,” kata Harli, dalam keterangannya, Senin (28/4/2025).

Keempatnya diperiksa guna memperkuat dugaan tindak pidana korupsi yang saat ini tengah menjerat Wahyu Gunawan selaku panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Legal PT Wilmar Jadi Tersangka
Tim penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) pada Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan seorang tersangka baru dalam penanganan perkara vonis lepas atau onslag tindak pidana korupsi ekspor minyak mentah atau CPO dengan terdakwa korporasi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat.
Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung, Abdul Qohar mengatakan tersangka baru yang dijerat dalam perkara ini yakni Muhammad Syafei, selaku Legal PT Wilmar Group.
“Berdasarkan, keterangan saksi dan dokumen baik yang diperoleh hari ini maupun dua hari yang lalu, penyidik menyimpulkan telah ditemukan dua alat bukti yang cukup sehingga pada malam ini menetapkan satu orang tersangka atas nama MSY,” kata Qohar, di Kejaksaan Agung, Kamis (15/4/2025).
Baca Juga: Jerat Pasal TPPU untuk Eks Petinggi MA yang Kongkalikong Vonis Bebas Ronald Tannur
Syafei merupakan orang yang menyediakan dana untuk melakukan pengurusan vonis lepas kasus ekspor minyak dengan terdakwa korporasi. Adapun, ada tiga korporasi yang menjadi terdakwa yakni Wilmar Group, Permata Hijau Group, dan Musim Mas Group.