"Dilihat juga pengaruh fundamental yang memengaruhi harga emas. Para investor harus berhati-hati untuk menilai hal ini, jangan ikut-ikut saja," kata Damar dikutip dari Antara, beberapa waktu lalu.
Damar Latri Setiawan lantas menggarisbawahi jika emas merupakan instrumen investasi yang bersifat jangka panjang, bukan untuk trading atau investasi jangka pendek.
Dalam jangka panjang, menurut dia, emas sudah terbukti nilainya mengikuti bahkan melampaui inflasi. Harga emas juga terkerek di tengah ketidakpastian ekonomi global, geopolitik, tarif impor era Donald Trump, dan perang dagang.
Selain Damar, sjumlah analis juga memprediksi harga emas masih akan naik hingga akhir 2025, mencapai sekitar 3.400 dolar AS per troy ounce.
Namun, prediksi itu pun tetap tergantung pada kondisi global dan fundamental ekonomi.
"Jadi, dalam waktu dekat perlu diperhatikan pengaruh fundamentalnya. Tapi, untuk jangka panjang insya Allah emas pasti naik," ungkap Damar Latri Setiawan.
Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mengingatkan masyarakat yang tertarik berinvestasi emas untuk memastikan keaslian atau authenticity dari emas yang dibeli, terutama bagi yang ingin membeli pada toko emas konvensional.
Sementara Direktur Pengembangan Lembaga Pembiayaan Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan LJK Lainnya OJK, Hari Gamawan menyatakan bahwa toko emas konvensional bukan merupakan lembaga jasa keuangan.
Sehingga OJK tidak memiliki kewenangan untuk mengawasi toko emas konvensional.
Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Turun Tipis, Berikut Daftarnya
"Kalau LJK seperti PT Pegadaian yang menjalankan kegiatan bulion, itu akan diawasi. Untuk toko emas, apakah OJK akan melakukan pengawasan? Tentu tidak, karena mereka tidak dalam cakupan atau diklasifikasikan sebagai lembaga jasa keuangan," tegas Hari. (Antara)