Kacau! Bimbel di Yogyakarta Diduga Terlibat Kecurangan UTBK 2025, Siswa Dijamin Lulus 100 Persen

Rabu, 30 April 2025 | 11:33 WIB
Kacau! Bimbel di Yogyakarta Diduga Terlibat Kecurangan UTBK 2025, Siswa Dijamin Lulus 100 Persen
ILUSTRASI. Heboh Bimbel di Yogyakarta Diduga Terlibat Kecurangan UTBK 2025, Siswa Dijamin 100 Persen Lulus. (freepik)

Suara.com - Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 mengendus adanya keterlibatan tempat bimbingan belajar (bimbel) di Yogyakarta dalam melakukan tindak kecurangan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025. 

Dugaan bimbel di Yogyakarta terlibat kecurangan dalam UTBK itu diungkapkan oleh Ketua Pelaksana SNPMB, Eduart Wolok saat konferensi pers di Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Jakarta, Selasa (29/4/2025) kemarin. 

Menurut Eduart Wolok, dari 13 pusat UTBK itu ditrmukan kurang lebih 50 peserta ujian yang terlibat kecurangan dan ada sekitar 10 joki. Temuan tersebut berdasarkan pelaksanaan UTBK sesi 1 sampai sesi 12. Sehingga kemungkinan angka tersebut masih bisa bertambah mengingat UTBK dilaksanakan sampai 3 Mei 2025.

Pada awal pelaksanaan UTBK itu saja ditemukan sekitar 4.000 anomali atau nama-nama peserta yang diduga terlibat kecurangan.

"Masih belum diketahui apakah dari 4.000 anomali termasuk salah satunya berkaitan dengan bimbel di Yogyakarta ini," kata Eduart Wolok ditulis pada Rabu (30/4/2025).  

Ketua Umum Tim Penanggungjawab SNPMB Eduart Wolok. (Suara.com/Lilis Varwati)
Ketua Umum Tim Penanggungjawab SNPMB Eduart Wolok. (Suara.com/Lilis Varwati)

Namun, Eduart tidak merinci lebih jauh terkait keterlibatan bimbel di Yogyakarta itu karena masih dalam tahap investigasi. Hanya saja menurutnya, tempat bimbel yang mencurigakan biasanya memberikan jaminan 100 persen lulus UTBK. 

"Klaim bimbel selalu 100 persen lulus UTBK. Nah secara analisis, agak menjadi tanda tanya. Karena Tes Potensi Skolastik itu kan menguji sisi skolastik peserta dan tergantung dari si peserta itu sendiri. Bagaimana (bimbel) bisa menjamin 100 persen peserta lulus," ucap Eduart Wolok.

Adapun potensi kecurangan gang dilakukan itu bisa jadi dengan menggunakan joki ataupun membocorkan soal yang sudah keluar. Pihak bimbel sengaja mengikuti UTBK tahun ini untuk merekam soal-soal yang digunakan sebagai bahan bimbingan tahun berikutnya. Termasuk membuat pola belajar dan buku latihan.

Temuan lainnya, program studi Fakultas Kedokteran (FK) disebut menjadi yang paling banyak terjadi kecurangan. Eduard mengungkapkan kalau peserta ujian sampai rela membayar uang operasional dengan nominal tertentu agar mendapatkan bocoran soal atau pun dibantu oleh joki.

Baca Juga: Ungkit Skandal Bill Clinton, Legislator PKB soal Desakan Ganti Gibran: Tak Mudah Lengserkan Wapres

"Kami dapatkan informasi itu ya, jadi mereka ini membayar sejumlah uang tertentu untuk operasional, dan apabila kalau lulus baru menambah bayarannya lagi. Kalau tidak lulus, yang operasional tadi hangus," beber Edward Wolok.

Menyikapi temuan tersebut, Eduard mengimbau kepada seluruh beserta UTBK serta orang tua calon mahasiswa harusnya tidak perlu menumpuh cara-cara curang seperti itu. 

Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025 tercoreng akibat adanya temuan kecurangan dengan berbagai modus yang semakin kompleks dan canggih.

Diketahui, masih marak praktik kecurangan yang ditemukan selama pelaksanaan UTBK 2025 pada sesi 1 hingga sesi 12. Sederet kecurangan itu seperti menggunakan kamera tersembunyi, kongkalingkong dengan panitia hingga penggunaan joki saat ujian berlangsung. 

Ketua Umum Tim Pelaksana SNPMB 2025, Eduart Wolok. (Suara.com/Lilis)
Ketua Umum Tim Pelaksana SNPMB 2025, Eduart Wolok. (Suara.com/Lilis)

Berikut lengkap sederet kecurangan yang ditemukan selama UTBK 2025: 

1. Pengambilan Soal Menggunakan Kamera Tersembunyi

Salah satu pola kecurangan yang ditemukan adalah upaya pengambilan soal dari dalam ruang ujian. Modus ini dilakukan dengan memotret layar komputer peserta menggunakan kamera tersembunyi yang diselundupkan ke dalam ruangan.

Meskipun semua peserta telah melewati pemeriksaan ketat menggunakan metal detektor, beberapa alat canggih yang digunakan mampu lolos dari deteksi.

Eduart mengungkapkan, temuan di lapangan ada yang memasang kamera tersembunyi di kawat gigi, kacamata, hingga ciput jilbab. Modus kecurangan itu berhasil diungkap akibat kecurigaan panitia dari perilaku peserta saat sedang ujian.

"Jadi ada upaya dari berbagai pihak, terutama dari pihak eksternal, untuk berusaha mengambil soal. Apakah soal ini ditujukan untuk apa dan sebagainya, ini sedang kita investigasi lagi," kata Eduart saat konferensi pers di Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

2. Kerjasama dengan Panitia

Beberapa peserta juga ada yang ditemukan menyembunyikan ponsel di bagian tubuh yang sulit terlihat, serta memasang aplikasi perekam di tablet atau PC ujian untuk merekam dan mengirimkan tampilan soal ke luar ruang ujian. Eduart menyebut bahwa modus ini mengindikasikan potensi keterlibatan orang dalam atau panitia penyelenggara.

"Tentu di poin ini bisa saja terindikasi ada keterlibatan orang dalam. Dan saat ini sudah kita dapati namanya dan sudah kita lakukan tindakan. Dipecat itu pasti," tegasnya.

3. Praktik Joki di Dalam Ruang Ujian

Penggunaan joki ujian masih marak terjadi dalam proses UTBK 2025. Bahkan penggunaan joki itu juga semakin kompleks dan dengan berbagai macam modus.

Modus pertama, mengganti foto peserta di akun SNPMB dengan foto joki agar joki bisa masuk menggunakan identitas palsu. Kedua, peserta tetap masuk ke ruang ujian, namun menerima jawaban dari luar melalui alat komunikasi tersembunyi yang dipasang di tubuh dengan ukuran sangat kecil.

Ketiga, modus remote PC peserta ujian. Artinya, joki yang mengoperasikan sekaligus menjawab soalnya dari jarak jauh. Meski peserta asli tetap ada di dalam ruangan ujian, tapi sebenarnya tidak melakukan apa-apa.

Terakhir, mengambil alih akses perangkat jaringan untuk melakukan setting tertentu pada perangkat tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI