Indonesia Gagal ke Final Piala Sudirman 2025: PBSI Soroti Pelapis yang "Luar Biasa"

Muhammad Yunus Suara.Com
Minggu, 04 Mei 2025 | 17:02 WIB
Indonesia Gagal ke Final Piala Sudirman 2025: PBSI Soroti Pelapis yang "Luar Biasa"
Daniel Marthin mendapat perawatan saat tampil bersama Muhammad Shohibul Fikri melawan pasangan Denmark Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen pada laga Grup D Piala Sudirman di Fenghuang Gymnasium, Xiamen, China, Kamis (1/5/2025) [Suara.com/ANTARA/HO-PBSI]

Suara.com - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Eng Hian mengatakan keikutsertaan tim Indonesia dalam Piala Sudirman 2025.

Menunjukkan proses regenerasi yang mulai berjalan, meski hasil akhir belum sesuai harapan.

Skuad Merah Putih terhenti di semifinal Piala Sudirman 2025 setelah kalah dari Korea Selatan dengan skor 2-3. Hasil ini di luar harapan PBSI yang menargetkan bisa tembus final.

"Di luar hasil yang banyak anggapan belum sesuai harapan, tapi progres selama di Piala Sudirman 2025 ini saya melihat ada proses regenerasi yang kami lakukan. Tidak selalu pemain senior yang diturunkan, tapi kami berusaha mengombinasikan antara junior dengan senior," kata Eng Hian dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu 4 Mei 2025.

Ia mengatakan penampilan para pemain pelapis seperti Alwi Farhan dan Mohammad Zaki Ubaidillah cukup menjanjikan ketika diberikan kesempatan tampil.

"Penampilan para pelapis ini hasilnya tidak jelek, malah boleh dibilang seperti Alwi dan Ubed, diberikan kepercayaan menghasilkan yang terbaik. Penampilan Putri Kusuma Wardani juga menurut kami bukan yang jenjangnya terlalu jauh saat melawan tunggal putri nomor satu dunia dan peraih medali emas Olimpiade," ujar Eng Hian.

Setelah Piala Sudirman, PBSI akan mengevaluasi program dan mempercepat pembinaan agar performa para pemain bisa terus meningkat, terutama dalam menghadapi agenda-agenda besar ke depan.

Di sektor ganda putra, Eng Hian mengungkapkan dua pasangan yakni Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin telah siap menjadi pelapis Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

"Saya cukup percaya diri potensi ganda putra cukup baik. Tinggal bagaimana menata programnya, baik latihan maupun turnamen. Yang di bawahnya ini jadi PR kami agar segera mengejar jarak ke atas," ujarnya.

Baca Juga: Coach Timo Soal Naturalisasi di Timnas Putri: Kalau Tak Istimewa, Lokal Saja

Sementara itu, sektor ganda putri dan ganda campuran dinilai masih perlu kerja keras karena belum memiliki pasangan andalan untuk bersaing di level Super 500 ke atas.

"Untuk ke level Super 500 ke atas, sektor ini belum punya andalan lagi. Ini yang harus dikuatkan dan ditingkatkan programnya atau mencari formula baru," kata Eng Hian.

Meski tidak diperkuat pemain-pemain elite seperti Anthony Ginting, Gregoria Mariska, dan Leo Rolly Carnando, PBSI menilai skuad Merah Putih tetap tampil maksimal dan memanfaatkan momentum ini untuk memberi kesempatan kepada para pelapis.

"Secara penampilan saya sangat mengapresiasi perjuangan tim. Dari sini kami bisa mengambil sisi positifnya, yaitu memberi kesempatan kepada pemain pelapis dan mereka menjawabnya dengan penampilan luar biasa," katanya.

Eng Hian berharap dalam dua tahun ke depan, para pemain muda yang saat ini sedang dibina bisa menjadi kekuatan utama untuk membawa pulang Piala Sudirman ke Indonesia.

“Saya bangga dengan tim ini dan mari semangat yang ditunjukkan terus dipertahankan dan tidak boleh padam,” ujarnya.

Kalah Dari Korea Selatan

Tim bulu tangkis Indonesia terhenti pada semifinal Piala Sudirman 2025 setelah menyerah 2-3 kepada Korea Selatan di Fenghuang Gymnasium, Xiamen, China, Sabtu 3 Mei 2025.

Kepastian diperoleh setelah ganda putri Amalia Cahaya Pratiwi/Siti Fadia Silva Ramadhanti kalah 10-21, 21-18 dan 15-21 dari Ha Na Baek/So Hee Lee.

Kedua pasangan kejar mengejar poin pada gim pertama sampai imbang 5-5.

Ha Na Baek/So Hee Lee kemudian mencetak sembilan angka berturut-turut untuk melesat pada kedudukan 17-7.

Tiwi/Fadia berusaha memperlebak jarak tapi akhirnya dipaksa menyerah 10-21 pada gim ini.

Pada gim kedua, Tiwi/Fadia memainkan pola serangan berbeda dengan bersabar mencari celah sampai unggul enam poin pada kedudukan 11-5 ketika memasuki interval.

Tiwi/Fadia terus meraih poin demi poin tapi Ha Na Baek/So Hee Lee berusaha mengejarnya, walau Tiwi/Fadia sukses menutup gim kedua dengan 21-18 untuk memaksa gim ketiga dimainkan.

Pada gim ketiga, Tiwi/Fadia kembali kesulitan meladeni tekanan Ha Na Baek/So Hee Lee, yang unggul tiga poin pada 11-8 saat interval.

Tiwi/Fadia mencoba lebih menekan sampai bisa memperkecil kedudukan pada 15-17.

Tetapi kesalahan demi kesalahan yang dibuat pasangan Indonesia ini membuat Ha Na Baek/So Hee Lee mendulang empat poin untuk menutup gim ketiga dengan 21-15.

Kekalahan ini membuat Indonesia kalah 2-3 dari Korea Selatan.

Pada ganda campuran, Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti juga takluk kepada Selatan Seo Seung Jae/Chae Yu Jung.

Tunggal putra Alwi Farhan kemudian menyamakan kedudukan setelah menundukkan Cho Geonyeop.

Namun tunggal putri Putri Kusuma Wardani tak bisa mengalahkan An Se Young, ketika ganda putra Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri justru berhasil mengatasi Kim Won Ho/Seo Seung Jae.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI