“Desa wisata harus menghasilkan produk dan jasa bernilai ekonomi sehingga mampu menekan kemiskinan,” kata Wiryanti.
Ia pun mencontohkan bagaimana warga Desa di Sleman, Yogyakarta yang bekerja sebagai petani di pagi hari, dan menjadi pemandu wisata edukasi ketika siang hari.
Wiryanti mengatakan, wisata juga berkontribusi pada kualitas pendidikan dalam bentuk edu-wisata, di mana wisatawan dapat menambah ilmu dari pengalaman berwisata ke daerah dan sekaligus meningkatkan toleransi antar daerah.
Apalagi, kunjungan antar daerah meningkatkan persaudaraan dan kunjungan antar negara, maupun meningkatkan persahabatan.
“Jadi hendaknya tidak melarang kegiatan studi tur antar daerah karena desa wisata akan berdampak terhadap ekonomi, budaya, dan politik,” ujarnya.
Ia juga mencontohkan Desa di Buleleng, Bali yang menghasilkan kuliner lokal bergizi dan sehat dari sumber alam untuk menekan angka stunting di desanya.
Bahkan, berdampak penurunan stunting dari 11 persen tahun 2022 menjadi 6,2 persen pada tahun 2023.
“Penyelenggaraan Trisakti Tourism Award sangat memberikan dampak pada pengembangan desa wisata sebagai fondasi negara. Desa di Imogiri, Bantul, misalnya, menjadi wisata peserta pada tahun 2019 berhasil meraih United Nations Tourism Best Tourism Village tahun 2024,” katanya.
Baca Juga: Djarot soal Kongres: PDIP Solid, Tinggal Pengukuhan Ibu Megawati jadi Ketua Umum Lagi