Dalam operasinya, dua kapal ilegal itu menggunakan alat tangkap purse seine berukuran besar.
Alat tersebut dinilai sangat produktif untuk menangkap ikan jenis Tuna Tongkol dan Cakalang (TTC), bahkan baby tuna pun ikut tertangkap.
![TNI AL menangkap tiga kapal berbendera Malaysia yang diduga melakukan pencurian ikan. [Foto: Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/11/09/84392-tni-al-menangkap-tiga-kapal-berbendera-malaysia-yang-diduga-melakukan-pencurian-ikan-foto-istimew.jpg)
Pria yang akrab disapa Ipunk ini mengatakan bahwa kegiatan ilegal tersebut tentu berdampak negatif terhadap keberlanjutan sumber daya ikan dan menimbulkan kerugian ekonomi.
"Dari hasil operasi ini, maka kerugian negara yang bisa diselamatkan sebesar Rp50,4 miliar. Untuk itu, kasus ini akan diproses pidana oleh PPNS Perikanan di PSDKP Biak," jelasnya.
Modus Hit And Run
Sementara itu, Direktur Pengendalian Operasi Armada Ditjen PSDKP Saiful Umam menuturkan bahwa modus pelaku dalam melakukan penangkapan di daerah perbatasan, pelaku menggunakan modus pukul dan lari atau hit and run untuk menghindari petugas.
Modusnya, pelaku terkadang menunggu di luar Perairan Indonesia.
Apabila terlihat ada petugas berpatroli, namun setelah dirasa aman, pelaku akan kembali masuk ke Perairan Indonesia untuk menjarah ikan.
Kondisi ini juga yang terkadang membuat penjaga di perbatasan Laut Indonesia mengaku kesulitan untuk melakukan penangkapan.
Baca Juga: Berkeliaran di Natuna Utara Diduga Curi Ikan, 2 Kapal Berbendera Vietnam Berakhir Kayak Gini
"Saat ditangkap KP Hiu Macan 04, kapal TWIN J 04 baru saja memindahkan ikan hasil tangkapan ke kapal pengangkut JENREYD," ucap Saiful.