210 Siswa di Bogor Keracunan MBG, Bahan Baku dan Prosesing di SPPG Percontohan Jadi Biang Kerok

Senin, 12 Mei 2025 | 09:48 WIB
210 Siswa di Bogor Keracunan MBG, Bahan Baku dan Prosesing di SPPG Percontohan Jadi Biang Kerok
Salah satu siswi sekolah diduga keracunan makan bergizi gratis. (Antara)

Suara.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, membenarkan total siswa di Kota Bogor yang diduga alami keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) berjumlah 210 orang.

Jumlah tersebut berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bogor yang mencatat total perkembangan kasus dugaan keracunan MBG dari 7-9 Mei 2025 di Bogor.

Secara kumulatif total korban yang tercatat oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor berjumlah 210 orang.

Dadan mengatakan BGN sudah menerima data dari Dinas Kesehatan Kota Bogor.

"Sudah karena kita melakukan koordinasi setiap saat," kata Dadan kepada Suara.com, Senin (12/5/2025).

Kekinian, Dadan juga sudah mengetahui dugaan penyebab siswa keracunan akibat MBG. Ia berujar dugaan tersebut karena bahan baku makanan dan proses pengolahan.

"Bahan baku dan prosesing," kata Dadan.

Dugaan tersebut terjadi di satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi penyuplai MBG ke sekolah, di mana terdapat siswa alami keracunan.

Diketahui 210 siswa yang keracunan berasal dari delapan sekolah.

Baca Juga: Prabowo Bakal Terbitkan Perpres Tambahan Anggaran MBG Senilai Rp 50 Triliun

"Satu SPPG. SPPG percontohan kantin sekolah menjadi SPPG," kata Dadan.

Menanggapi adanya kasus dugaan keracunan karena MBG, saat ini BGN melakukan langkah korektif dan preventif untuk segera melakukan pengetatan terhadap prosesur distribusi makanan.

Dadan menyampaikan tujuh langkah pengetatan distribusi yang segera dilakukan BGN dan jajaran, di antaranya:

  1. Pemilihan bahan baku yang lebih selektif
  2. Pemendekan waktu memasak dan penyiapan makanan dengan waktu pengiriman makanan
  3. Protokol keamanan saat proses pengantaran dari SPPG ke sekolah
  4. Batas toleransi waktu antara makanan diterima dan harus segera dikonsumsi
  5. Mekanisme distribusi di sekolah, termasuk penyimpanan dan penyerahan kepada siswa
  6. Kewajiban uji organoleptik (uji tampilan, aroma, rasa, dan tekstur) terhadap makanan sebelum dibagikan
  7. Penyegaran dan pelatihan penjamah makanan secara rutin.

Sebelumnya Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menyebut kasus keracunan merupakan momentum evaluasi untuk memperkuat dan meningkatkan perbaikan kualitas pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) ke depannya.

Dia menilai program MBG merupakan inisiatif yang sangat penting guna meningkatkan kualitas gizi generasi muda Indonesia.

"Insiden di Bogor dan sebelumnya Cianjur menjadi pengingat bagi kita semua bahwa upaya baik tersebut perlu terus dibarengi dengan penguatan sistem pelaksanaan di lapangan," ujar Eddy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI