Kapolrestabes menyebut ada dugaan kuat bahwa kelompok ini tidak bertindak sendiri. Terdapat kemungkinan adanya pihak eksternal yang mendanai atau mendorong aksi mereka.
Meski nama “Anarko” sudah kerap terdengar dalam aksi-aksi protes di kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung, kehadiran mereka di Semarang menjadi perhatian baru.
Terlebih ketika ruang kampus diduga dimanfaatkan sebagai tempat konsolidasi, hal ini memunculkan pertanyaan besar soal keterlibatan atau kelengahan pihak institusi pendidikan.
Hingga kini, kepolisian belum mengungkap nama kampus atau individu yang terlibat. Namun penyelidikan masih berjalan dan terus menelusuri jaringan serta kemungkinan pola perekrutan lintas daerah.
Peringatan May Day seharusnya menjadi panggung perjuangan dan solidaritas kaum buruh, bukan arena kekacauan yang dimanfaatkan oleh kelompok lain untuk menyulut konflik. Peran pemerintah, aparat, akademisi, dan publik diperlukan untuk menjaga agar suara buruh tidak terdistorsi oleh kekerasan dan provokasi.