Inikah 'Beban Negara' yang Dimaksud Sri Mulyani? Viral Guru Terjang Hujan Demi Murid

Tasmalinda Suara.Com
Rabu, 13 Agustus 2025 | 23:49 WIB
Inikah 'Beban Negara' yang Dimaksud Sri Mulyani? Viral Guru Terjang Hujan Demi Murid
guru yang menerjang hujan untuk mengajar

Suara.com - Sebuah pemandangan yang menampar nurani datang dari sudut terpencil negeri ini, memicu gelombang simpati sekaligus kemarahan di dunia maya.

Dalam sebuah video singkat yang kini viral, terlihat perjuangan luar biasa sekelompok guru yang rela basah kuyup di atas sebuah kapal kecil, hanya berbekal payung seadanya untuk melindungi diri dari derasnya hujan, semua demi satu tujuan mulia: mengajar dan menjemput murid-murid mereka.

Video tersebut melukiskan potret nyata dari ketimpangan pendidikan di Indonesia.

Di atas perahu kayu yang oleng diterpa ombak kecil, para pahlawan tanpa tanda jasa ini, beberapa masih mengenakan seragam dinas mereka, berdesakan di bawah payung warna-warni yang rapuh.

Wajah mereka menunjukkan keteguhan, sebuah kontras yang menyakitkan dengan kondisi serba terbatas yang mereka hadapi. Mereka bukan hanya mengajar di kelas, perjuangan mereka sudah dimulai bahkan sebelum sampai di gerbang sekolah.

Namun, di balik kisah haru pengabdian ini, ada sebuah narasi lain yang membuatnya semakin meledak di media sosial.

Unggahan video ini seringkali dibarengi dengan sebuah kalimat sindiran yang pedas: "guru seefort ini buat ngajar malah dianggap beban sama sri mulyani".

Kalimat ini merujuk pada persepsi publik atas pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani di masa lalu mengenai alokasi anggaran pendidikan, di mana porsi besar dari anggaran tersebut habis untuk gaji guru.

Pernyataan yang bersifat teknis anggaran itu ditafsirkan oleh sebagian masyarakat sebagai sebuah pandangan bahwa guru adalah "beban" bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca Juga: Bos Bappenas Usul Pembentukan Ditjen Keuangan Syariah, Targetkan Ekonomi Berkah

Sontak, video perjuangan guru di atas kapal ini menjadi antitesis yang sempurna.

Bagaimana bisa pengorbanan sebesar ini, menerjang hujan di lautan terbuka, dianggap sebagai sebuah beban? Kontras antara realita pengabdian di lapangan dengan retorika teknokratis di meja birokrasi inilah yang menyulut emosi publik.

Warganet pun ramai-ramai menyuarakan keprihatinan mereka.

Bagi banyak orang, video ini lebih dari sekadar kisah sedih.

Ini adalah kritik sosial paling telanjang terhadap pemerintah.

Ini adalah cerminan dari nasib jutaan guru, terutama mereka yang mengabdi di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), yang dedikasinya seringkali tidak sebanding dengan fasilitas dan kesejahteraan yang mereka terima.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI