Suara.com - Calon haji asal Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Rachmat Selamet (55), dilaporkan meninggal dunia karena gangguan pernapasan.
Selamet tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 12 Embarkasi Makassar.
Pembimbing Ibadah Kloter 12 Embarkasi Makassar, H. Muhammad Nur membenarkan jika salah seorang calon haji yang didampinginya wafat.
"Betul almarhum meninggalnya di hotel. Sempat dirawat oleh dokter, dipasangi infus dan di-nebulizer karena sesak," ujar Nur melalui pesan WhatsApp di Makassar, Kamis (15/5/2025).
Muhammad Nur mengatakan almarhum Rachmat Selamet sempat mendapatkan bantuan penanganan kondisinya mulai membaik dan tidak dirujuk ke rumah sakit.
Namun setelah beristirahat di kamar hotelnya dan didampingi istrinya, kondisinya kemudian menurun karena sesak napas tersebut hingga akhirnya meninggal dunia.
Rachmat Selamet yang juga Sekretaris Dinas Sosial Pemkab Maros itu menghembuskan napas terakhirnya di Hotel Diwan Rose Madinah karena sesak, sebagaimana disampaikan istri almarhum, Mimming Udin Lallo kepada petugas haji.
Kekinian jenazah almarhum telah disemayamkan dan dishalatkan di Masjid Nabawi untuk selanjutnya dimakamkan di Pekuburan Baqi.
Menurut Nur, walau almarhum sempat dirawat waktu di Makassar sekira satu bulan, namun jelang keberangkatannya dinyatakan istitaah atau memenuhi persyaratan.
Baca Juga: Baru Tiba di Tanah Suci? Simak 5 Tips Penting bagi Jemaah Haji Ini
"Bahkan selama di Madinah beliau rajin ke masjid. Semalam masih melaksanakan tahajud di masjid sampai beliau melaksanakan shalat dhuha. Setelah dhuha beliau minta difoto bersama istrinya, hal yang tidak pernah ia lakukan selama ini menurut istrinya," ucap Nur.
Dengan meninggalnya Rachmat Selamet, tercatat dua calon haji Embarkasi Makassar telah wafat di Tanah Suci, di mana pada 12 Mei 2025 Amirah Tayyimah Daman (68) dari kloter 1 wafat di Makkah karena penyakit diabetes melitus kronis.
Berangkat Lebih Awal
Terpisah, jamaah calon haji Indonesia diimbau untuk berangkat lebih awal saat pergi ke area Masjidil Haram untuk menunaikan Shalat Jumat.
Hal ini disampaikan Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Ali Machzumi.
"Kami mengimbau jemaah yang sudah berada di Makkah untuk Shalat Jumat di Masjidil Haram, agar berangkat dengan tertib. Berangkat maksimal jam 10.00 WAS dari hotel," kata Ali di Makkah, Jumat.

Ali mengatakan keberangkatan lebih awal ini supaya jemaah bisa mendapatkan tempat di dalam Masjidil Haram, sehingga tidak kepanasan.
Selain itu, saat ini sudah banyak jamaah calon haji dari berbagai negara yang tiba di Makkah, maka sudah dapat dipastikan akan padat.
Jemaah bisa naik bus shalawat sesuai dengan rute bus yang tertera di kartunya masing-masing.
"Karena cuaca ekstrem, Jemaah berangkat lebih awal dan diharapkan mendapatkan teman di dalam masjid, supaya jamaah tidak kepanasan," kata Ali.
Sedangkan saat kepulangan, Ali mengimbau jemaah untuk pulang setengah hingga satu jam lebih akhir. Hal ini agar mereka tidak saling berebut bus dengan jamaah dari negara lain.
"Agar jamaah tidak antre bus, kami imbau untuk pulang lebih akhir setengah hingga satu jam. Sehingga nanti tidak perlu antre bus di tengah cuaca terik," katanya.
Selain itu, untuk lansia dan jamaah lain yang memakai kursi roda agar menggunakan jasa pendorong resmi yang sudah disediakan. Hal ini untuk memastikan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan diri.
Jamaah juga diminta untuk selalu memakai kartu Nusuk dan digantung di leher. Para petugas Arab Saudi, kata Ali, akan selalu memeriksa dokumen kartu Nusuk ini saat akan memasuki area Masjidil Haram dan titik-titik lain di wilayah Makkah.
"Para petugas resmi dari pihak Arab Saudi akan selalu memeriksa. Jadi jamaah akan aman beraktivitas di luar hotel," katanya. (Antara)