Bikin Jemaah Haji Indonesia Tercecer, DPR Desak Kemenag-PPIH Gercep Tuntaskan Masalah Syarikah

Senin, 19 Mei 2025 | 17:58 WIB
Bikin Jemaah Haji Indonesia Tercecer, DPR Desak Kemenag-PPIH Gercep Tuntaskan Masalah Syarikah
Sejumlah jemaah usai melakukan mabit di Muzdalifah dalam rangkaian puncak haji tahun 2024. [MCH 2024/Chandra Iswinarno]

Jika hal itu tak terselesaikan, kata dia, DPR khawatir pelaksanaan puncak ibadah Haji jemaah Indonesia di Arafah, Muzdalifah dan Mina menjadi kacau. 

"Karena itu kami meminta supaya pemerintah melakukan lobi dengan pihak kerajaan terkait dengan haji kementerian haji Saudi dan syarikah-syarikah, supaya keinginan kita utuh di dalam satu kloter," kata Marwan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/5/2025). 

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengungkapkan, sistem syarikah ini menimbulkan masalah. 

"Ternyata kebijakan mengambil beberapa syarikah ada problem yang menurut kami bahwa koordinasinya tidak memadai, masih kurang kuat. Andaikan terjadi problem, umpamanya visanya terlambat, sehingga harus dibagi dengan syarikat lain, mestinya kan tidak harus mengikat. Biasalah umpamanya kerjasama antara penerbangan," ujar Marwan Dasopang. 

Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang mendesak agar Pemerintah Indonesia melobi Arab Saudi soal masalah haji Syarikah. (Suara.com/Bagaskara)
Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang mendesak agar Pemerintah Indonesia melobi Arab Saudi soal masalah haji Syarikah. (Suara.com/Bagaskara)

"Ya sama saja sebetulnya, tapi di sana kok terjadi karena dia yang menerbitkan visa, mesti dia yang melayani, itu menjadikan orang terbagi-bagi. Antara suami-istri. Kami ingin hari ini menyampaikan supaya jemaah di gelombang kedua penerbangan ini, mereka bisa melakukan koordinasi yang baik dengan pihak-pihak syarikah," sambungnya. 

Lebih lanjut, Marwan mengatakan, adanya masalah tersebut membuat pihaknya khawatir terjadi kekacauan di puncak haji. 

"Kami ingin memastikan bahwa jemaah yang sudah terbagi-bagi ini, yang sudah terjadi dari Madinah ke Mekkah, supaya mereka sudah bisa dikembalikan dengan kelompok-kelompoknya masing-masing, termasuk suami-istri," beber Marwan Dasopang.

"Nampaknya dari Saudi, jawabannya sudah mulai tinggal mekanisme saja. Tapi kami khawatir sesungguhnya haji itu di Armusna," imbuhnya. 

Kalau mengacu pada visa yang kekinian terlabat terbit, maka kata dia, jemaah haji Indonesia malah tercecer pada saat di Armusna. 

Baca Juga: Hasan Nasbi soal Pesawat Kepresidenan Disulap Mirip Punya Prabowo: Cuma Cadangan, Supaya...

"Karena itu kami ingin menyelesaikan ini tidak sekedar di Mekkah, menunggu haji. Sehingga dari satu hotel dipindah ke hotel lain. Kami ingin yang sudah terjadi ini tetap nanti dilakukan basisnya kloter, bukan visa. Kalau visa yang dikuasai oleh syarikah-syarikah atau yang diurus oleh syarikah, basisnya akan tetap nanti terpisah-pisah," pungkasnya. 

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI