Ketiga tersangka yakni Eks Dirut PT Sritex Iwan Setiawan Lukminto, Direktur Utama Bank DKI tahun 2020 Zainuddin Mappa, dan Pemimpin Divisi Komersial dan Korporasi Bank BJB Dicky Syahbandinata. Sebelum menetapkan tiga tersangka, penyidik telah memeriksa 55 orang saksi.
Direktur Penyidikan Kejaksaan Agung, Abdul Qohar mengatakan dalam perkara ini penyidik menemukan adanya indikasi perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam pemberian kredit PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) juga PT Bank DKI Jakarta kepada PT Sritex Rejeki Isman Tbk (Sritex) dan entitas anak usaha yang ada di bawahnya.
“Tim penyidik pada Jakpidsus Kejagung berdasarkan surat perintah penyidikan telah melakukan atau telah membawa 3 orang tersangka,” kata Qohar di Kejaksaan Agung, Rabu (21/5).
Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, ketiganya terlebih dahulu diperiksa sebagai saksi. Selain itu penyidik juga telah memeriksa 46 orang saksi.
“Hari ini penyidik juga melakukan pemeriksaan terhadap 9 saksi. Kemudian juga beberapa saat yang lalu penyidik juga telah melakukan pemeriksaan terhadap 1 orang ahli,” jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan, petugas kemudian menemukan alat bukti yang cukup untuk menjerat ketiganya.
Dalam perkara ini, penyidik mengindikasi pemberian kredit dari beberapa bank pemerintah kepada PT Sritex. Nilai total outstanding atau tagihan yang belum dilunasi hingga bulan Oktober 2024 sebesar Rp3,58 triliun.
Jumlah tersebut dirinci; untuk Bank Jateng sebesar Rp395 miliar. Kemudian untuk Bank BJB sebesar Rp543,9 miliar, untuk Bank DKI sebesar Rp149 miliar.
“Kemudian yang keempat, yaitu Bank Sidikasi yang terdiri dari Bank BNI, Bank BRI, dan LPEI, jumlah seluruhnya adalah Rp2,5 triliun,” ungkapnya.
Baca Juga: Kejagung Beberkan Alasan Sita iPad Pro dan Laptop Apple di Kamar Tahanan Tom Lembong
Selain pemberian kredit PT Sritex TBK juga mendapatkan pemberian kredit di bank swasta yang jumlahnya sebanyak 20 bank.
“Ini tidak saya sebut ya karena banyak sekali. Jumlahnya 20 bank,” tuturnya.
Kecurigaan Penyidik
Pada awalnya, Kejagung mencurigai PT Sritex berdasarkan pada keuntungan yang cukup signifikan pada 2021 lalu.
PT Sritex merupakan perusahaan terbatas yang beroperasi di bidang industri tekstil dan produk tekstil dengan komposisi kepemilikan saham yaitu PT Huddleston Indonesia sebesar 59,03 persen, dan masyarakat sebesar 40,97 persen.
Pada 2021 PT Sritex dalam laporan keuangannya memiliki keuntungan mencapai USD 1,08 miliar, jika dikonfersikan ke dalam rupiah saat itu mencapai Rp 15,65 triliun.