Soal Warga Sipil Jadi Korban Ledakan Amunisi di Garut, TNI Akui Teledor: Tukang Masak Ikut-ikutan

Senin, 26 Mei 2025 | 18:03 WIB
Soal Warga Sipil Jadi Korban Ledakan Amunisi di Garut, TNI Akui Teledor: Tukang Masak Ikut-ikutan
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan pihaknya tidak melibatkan warga sipil dalam peledakan amunisi kedaluarsa di Garut, Jawa Barat. Ia menyebut adanya warga sipil saat kejadian peledakan hanya lah tukang masak.

"Sebenarnya kita tidak melibatkan warga sipil dalam pemusnahan bahan peledak yang sudah expired," kata Agus dalam konferensi persnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).

"Sebenarnya masalah kesipil itu tukang masak dan pegawai disitu," sambungnya.

Di sisi lain, ditemui terpisah, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan, pihaknya akan segera melakukan evaluasi.

Ia mengakui jika memang adanya korban warga sipil, itu akibat warga tersebut ikut-ikutan dalam peledakan.

Padahal, kata dia, warga sipil yang berada di lokasi hanya lah sebagai tukang masak saja.

Mobil ambulans membawa korban ledakan di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025). (ist./ dokj. warga)
Mobil ambulans membawa korban ledakan di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025). (ist./ dok. warga)

"Kita akan evaluasi semua, karena itu kan sudah tahun 1985, dulu tuh jauh dari pemukiman. Nah sekarang pemukiman dekat, dan masyarakat itu ikut-ikut bergabung, tadinya hanya membantu memasak," kata Maruli.

"Akhirnya mungkin itulah salah satu juga yang membuat kita harus evaluasi, mungkin masyarakat ikut-ikut bantu," sambungnya.

Ia mengatakan, kalau keberadaan warga sipil diseterilkan dari lokasi peledakan itu akan menjadi perkara yang mudah.

Baca Juga: Diam-diam Komnas HAM Turun Selidiki Insiden Ledakan Maut di Garut, Sejumlah Saksi Diperiksa

"Itu bisa, itu sangat mudah sebenernya mungkin karena dulu menganggap biasa, rutin, nggak ada masalah, itulah yang membuat, tadinya dia jauh mulai ikut masak," katanya.

Ia menyebut juga jika warga sipil yang menjadi tukang masak itu diberikan honor Rp15 ribu. Namun ia mengakui memang ada keteledoran hingga warga sipil jadi korban.

"Iya jadinya gitu, dulunya kan masak-masak, dibayar honor gitu. Jadi dulunya bersih-bersih, tidak sampai mengantar, inilah keteledoran-keteledoran inilah yang kita tetap akan evaluasi," pungkasnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menjelaskan isi pembahasan dalam rapat tertutup pihaknya dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).

Salah satu yang dibahas, kata dia, adalah soal kasus peledakan amunisi kedaluarsa yang memakan korban jiwa di Garut, Jawa Barat.

"Salah satu yang dibahas tadi adalah peledakan di Garut," kata Agus dalam konferensi persnya usai rapat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI