WNI Meninggal di Gurun Pasir Saat Nekat Haji Ilegal, Ditinggal Sopir Taksi yang Takut Kena Razia

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Senin, 02 Juni 2025 | 08:19 WIB
WNI Meninggal di Gurun Pasir Saat Nekat Haji Ilegal, Ditinggal Sopir Taksi yang Takut Kena Razia
Ilustrasi jemaah haji Indonesia bergerak ke Makkah. (ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tiga Warga Negara Indonesia (WNI) ditemukan aparat keamanan Arab Saudi dalam kondisi dehidrasi pada Selasa 27 Mei 2025.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah menyampaikan satu dari tiga WNI tersebut meninggal dunia.

"Satu WNI atas nama SM ditemukan telah meninggal dunia, sementara dua WNI lainnya atas nama J dan S, berhasil diselamatkan," ujar Konsul Jenderal RI di Jeddah Yusron B. Ambary saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (1/6/2025).

Yusron menjelaskan almarhum SM bersama 10 WNI lain sebelumnya terkena razia oleh aparat keamanan Arab Saudi karena mencoba berhaji dengan visa nonhaji.

WNI tersebut kemudian diusir ke Kota Jeddah.

Almarhum SM yang tiba di Arab Saudi menggunakan visa ziarah multiple memutuskan kembali mencoba memasuki wilayah Makkah bersama J dan S dengan taksi gelap melalui area gurun pasir.

"Dalam upayanya mencoba masuk kota Makkah secara ilegal tersebut, ketiga WNI tiba-tiba dipaksa untuk turun di tengah gurun oleh supir taksi karena takut tertangkap patroli aparat keamanan Arab Saudi," kata dia.

Ketiga WNI tersebut kemudian ditemukan oleh patroli pesawat Drone aparat keamanan Arab Saudi.

Saat ditemukan, SM sudah dalam keadaan meninggal dunia diduga kuat akibat dehidrasi.

Baca Juga: Visa Haji Furoda Belum Diterbitkan Arab Saudi, Bagaimana Nasib Ivan Gunawan dan Ruben Onsu?

"Sementara itu, J dan S dibawa aparat keamanan ke rumah sakit dan setelah menjalani perawatan kembali diusir ke Kota Jeddah," kata dia.

Saat ini jenazah SM berada di rumah sakit di Makkah dan akan dilakukan proses visum.

Pemakaman bagi jenazah SM akan dilakukan setelah proses visum selesai.

Yusron menjelaskan KJRI Jeddah terus melakukan penanganan lebih lanjut terhadap jenazah SM dan telah berkoordinasi dengan keluarga almarhum SM yang berasal dari daerah Madura.

Lebih lanjut, KJRI Jeddah kembali mengimbau kepada seluruh WNI agar tidak terlibat dalam aktivitas haji non-prosedural, serta selalu mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku di Arab Saudi.

"Marilah kita bijak dalam menyikapi perintah Allah untuk berhaji, jangan sampai uang hilang haji melayang," ujar Yusron.

Gelar Razia

Diketahui, menjelang masuk kota Makkah dari arah Jeddah, Arab Saudi, Sabtu (31/5) terjadi antrean kendaraan hingga sekitar 50 meter.

Perjalanan para pengendara menjadi terhambat akibat adanya pemeriksaan oleh polisi setempat. Padahal di hari biasa lalu lintas ini lancar.

Polisi sedang tidak melakukan razia surat-surat kendaraan sebagaimana sering terjadi di Indonesia, melainkan sedang memeriksa setiap orang yang masuk ke Makkah.

Seorang warga lokal yang menjadi kru bus yang membawa jemaah haji dari berbagai negara meminta para penumpang untuk menyiapkan visa. Bahkan, visa harus sudah dibuka sebelum dihampiri polisi.

Tak selang lama, dua polisi berseragam coklat dengan rompi bertulisan "police" masuk ke dalam bus untuk memeriksa visa jamaah haji. Satu polisi memeriksa dari depan dan satu polisi memeriksa dari belakang deretan kursi bus.

Ada yang menunjukkan visa berupa lembaran, namun ada juga yang tersimpan di gawainya. Mungkin karena semua penumpang menunjukkan visa bersamaan polisi hanya membaca seksama beberapa visa penumpang. selebihnya hanya dilihat sekilas.

Alhasil, bus berpenumpang sekitar 35 orang ini hanya butuh kurang 15 menit saja dan setelah itu bus kembali melaju kencang ke arah Makkah.

Apa yang terjadi di titik poin itu hanya bagian kecil dari upaya Pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan ibadah haji.

bus shalawat jemaah haji di Makkah menuju masjidi haram
bus shalawat jemaah haji di Makkah menuju masjidi haram. (ist)

Di tahun-tahun sebelumnya, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi memang selalu melakukan razia bagi jamaah tidak resmi, jamaah ilegal atau sebutan lain yang menyatakan bahwa mereka tidak memiliki visa haji.

Pemerintah kerajaan tidak ingin kejadian 2024 terulang lagi yakni dari 1.301 haji yang meninggal dunia pada 2024, sekitar 83 persen adalah jemaah haji ilegal.

Korban meninggal karena kelelahan dan tidak punya tempat untuk berlindung yang layak dari panas matahari. Untuk itu, pada 2025 razia makin digencarkan.

Boleh dibilang, hanya visa haji yang berlaku untuk berhaji. Visa lain dinyatakan tidak berlaku.

Pemeriksaan tentunya tidak hanya di perbatasan tetap juga di sekitar Masjidil Haram, perumahan, hotel dan penginapan bahkan kawasan gurun pasir juga tidak luput dari patroli udara karena rawan menjadi jalur "tikus" bagi jamaah ilegal.

Adanya jamaah yang masuk melalui gurun pasir itu setidaknya dibenarkan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah di mana aparat keamanan Arab Saudi menemukan tiga Warga Negara Indonesia (WNI) di area gurun wilayah Jumum, Makkah, dalam kondisi dehidrasi pada 27 Mei.

"Satu WNI atas nama SM ditemukan telah meninggal dunia, sementara dua WNI lainnya atas nama J dan S, berhasil diselamatkan," ujar Konsul Jenderal RI di Jeddah Yusron B Ambary saat dihubungi dari Jakarta, Ahad.

Yusron menjelaskan SM bersama 10 WNI lain sebelumnya terkena razia oleh aparat keamanan Arab Saudi karena mencoba berhaji dengan visa nonhaji dan diusir ke Kota Jeddah.

SM yang tiba di Arab Saudi menggunakan visa ziarah memutuskan kembali mencoba memasuki wilayah Makkah bersama J dan S dengan taksi gelap melalui area gurun pasir.

"Dalam upayanya mencoba masuk kota Makkah secara ilegal tersebut, ketiga WNI tiba-tiba dipaksa untuk turun di tengah gurun oleh supir taksi karena takut tertangkap patroli aparat keamanan Arab Saudi," kata dia.

Ketiga WNI tersebut kemudian ditemukan oleh patroli udara dengan pesawat drone aparat keamanan Arab Saudi. Saat ditemukan, SM sudah dalam keadaan meninggal dunia.

"Sementara itu, J dan S dibawa aparat keamanan ke rumah sakit dan setelah menjalani perawatan kembali diusir ke Jeddah," kata dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI