Sebut MBG Tak Bisa Tekan Kasus Anak Stunting, YLKI Wanti-wanti Masalah Ini ke Pemerintah

Senin, 02 Juni 2025 | 14:32 WIB
Sebut MBG Tak Bisa Tekan Kasus Anak Stunting, YLKI Wanti-wanti Masalah Ini ke Pemerintah
ILUSTRASI--Sebut MBG Tak Bisa Tekan Kasus Anak Stunting, YLKI Wanti-wanti Masalah Ini ke Pemerintah. [SuaraJatim/Dimas Angga]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ia menjelaskan bahwa ada dua masa puncak pertumbuhan anak yang sangat penting. Pertama ketika seribu hari pertama kehidupan, sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Masa ini sangat krusial untuk perkembangan otak dan kecerdasan. 

Sementara itu, puncak kedua pertumbuhan terjadi saat anak memasuki usia remaja, di mana pertumbuhan fisik seperti tinggi badan dan massa otot mencapai percepatan maksimal. 

Di hadapan para santri, Dadan menyampaikan kalau mereka saat ini tengah berada dalam fase second peak tersebut. Itu sebabnya para santri turut menjadi sasaran MBG agar asupan gizinya bisa lebih baik.

Dalam kesempatan tersebut, Dadan juga memperkenalkan MBG sebagai pola makan harian yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayur, buah, serta susu. Ia menekankan bahwa mayoritas anak Indonesia belum mendapatkan akses terhadap makanan bergizi seimbang seperti itu.

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana saat ditemui di Sleman. [Hiskia/Suarajogja]
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana saat ditemui di Sleman. [Hiskia/Suarajogja]

Kami tahu bahwa 60 persen anak Indonesia itu tidak pernah punya akses terhadap makan dengan gizi seimbang. Jadi kalau makan itu, ada nasi, ada bakwan atau bala-bala, ada mie, ada bihun, ada kerupuk. Sebagian besar makannya seperti itu," kata Dadan.

Diklaim Jauh Lebih Sehat

Dia membandingkan dengan menu MBG yang diklaimnya jauh lebih sehat. 

"Sementara yang disajikan di dalam makan bergizi, pasti selalu ada nasi, ada telur, ada ayam, ada ikan, atau protein lainnya. Kemudian ada sayur, ada buah, ada susu. Jadi itulah yang disebut dengan gizi seimbang. Itu yang akan kita sajikan," tuturnya.

Ditambah pula adanya susu pada menu MBG. Dadan menyebutkan kalau 60 persen anak Indonesia tidak pernah minum susu karena tidak mampu membelinya. Padahal, menurut Dadan, susu bisa jadi salah satu faktor pendorong tubuh anak tumbuh tinggi. 

Baca Juga: Dipuji-puji karena Dietnya Berhasil, Prabowo Pangling Lihat Megawati: Ibu Luar Biasa!

Dia menceritakan pengalamannya sendiri terhadap dua anaknya yang memiliki tinggi lebih dari 180 cm.

"Ini sudah terbukti di rumah. Anak saya ada dua orang laki-laki, itu anak yang pertama tingginya 181, anak yang kedua tingginya 185. Kenapa? Karena minum susu diwajibkan sama ibunya dari kecil sampai SMA kelas 2, wajib. Bahkan pada saat pertumbuhan, anak saya yang kecil itu minum susunya 2 liter sehari. Jadi tulangnya besar-besar. Makanya tubuhnya tinggi. Jadi tinggi badan tidak hanya masalah genetik, tapi juga makanan," tuturnya.

Dadan menekankan bahwa anak-anak usia remaja saat ini adalah calon tenaga kerja produktif di tahun 2045, saat Indonesia memasuki era bonus demografi. Karena itu, dia menekankan pentingnya asupan gizi seimbang agar mereka tumbuh menjadi SDM unggul.

"Kalau kita tidak siapkan sekarang dengan memenuhi gizinya dengan baik, maka kita khawatirkan akan menghasilkan SDM yang bonus demografi tapi kualitasnya kurang baik. Jadi langkah ini adalah langkah strategik," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI