Suara.com - PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) strategis dengan Sumitomo Corporation. Salah satu perusahaan perdagangan global asal Jepang.
Penandatanganan ini berlangsung di Paviliun Indonesia, World Expo Osaka, Jepang, sebagai bagian dari inisiatif perluasan pasar ekspor nikel matte ke Korea Selatan.
Penandatanganan MoU ini menjadi momentum penting dalam mendukung program hilirisasi mineral nasional.
Serta mendorong pertumbuhan ekspor komoditas bernilai tambah asal Indonesia.
MoU Nikel Matte: Langkah Strategis untuk Perluasan Pasar Ekspor
Penandatanganan MoU ini dilakukan langsung oleh Afifuddin Kalla dan Faisal Suhaeli selaku Direktur PT Bumi Mineral Sulawesi.
Sementara itu, pihak Sumitomo Corporation diwakili oleh Nami Katagiri (General Manager), Akihiko Miyauchi (Team Leader Nickel).
Kotaro Fujita (Assistant Head), dan Sandy Purwagandhi sebagai perwakilan dari Sumitomo Indonesia.
Adapun isi MoU mencakup sejumlah poin penting, seperti tonase penjualan nikel matte, kesepakatan harga, metode pengiriman, serta jangka waktu kesepakatan antara kedua belah pihak.
Baca Juga: Bos Antam "Happy" di Tengah Ketidakpastian Ekonomi, Naiknya Harga Komoditas Jadi Berkah
Produk yang akan diekspor adalah High Nickel Matte, salah satu produk turunan bernilai tinggi dari pengolahan bijih nikel.
Didukung Ketua Umum HIPMI, Sejalan dengan Visi Presiden Prabowo
Penandatanganan MoU ini turut disaksikan oleh Ketua Umum BPP HIPMI, Akbar Buchari, yang memberikan apresiasi dan dukungan terhadap langkah PT BMS dan Sumitomo.
Menurutnya, kerja sama ini sejalan dengan program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong hilirisasi dan menciptakan neraca perdagangan yang positif.
“Langkah BMS ini menjadi contoh nyata bagi perusahaan-perusahaan nasional untuk memperkuat ekspor berbasis nilai tambah. Ini bukan hanya relevan untuk sektor mineral, tapi juga bisa menjadi inspirasi bagi sektor lain seperti pertanian dan manufaktur,” ujar Akbar, dalam rilis Senin 2 Juni 2025.
Tentang Smelter BMS