Bentuk Lembaga Riset GREAT Institute, Syahganda Nainggolan: Kami Hadir Bukan Ditunggangi Siapa Pun

Selasa, 03 Juni 2025 | 10:56 WIB
Bentuk Lembaga Riset GREAT Institute, Syahganda Nainggolan: Kami Hadir Bukan Ditunggangi Siapa Pun
Syahganda Nainggolan. (Foto Instagram @syahgandanainggolanasli)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah lembaga riset bernama Global Research on Economics, Advance Technology and Politics (GREAT) Institute resmi diperkenalkan ke publik pada Selasa (3/6/2025) di Jakarta Selatan. 

Lembaga ini menyebut dirinya membawa misi besar yakni mendukung pemikiran Presiden Prabowo Subianto yang digambarkan sebagai progresif revolusioner.

Lembaga ini dipimpin oleh Syahganda Nainggolan sebagai Ketua Dewan Direktur, didampingi Moh Jumhur Hidayat sebagai Ketua Dewan Pembina. Keduanya dikenal aktif di berbagai forum kebangsaan, namun juga cukup sering tampil dengan sikap yang keras terhadap kebijakan pemerintah di masa lalu.

Syahganda mengatakan, kehadiran GREAT bukan untuk memperbanyak wacana, melainkan menjadi “mitra berpikir strategis” bagi Presiden Prabowo.

Petinggi KAMI, Syahganda Nainggolan. (YouTube realita TV & twitter @syahganda)
ILUSTRASI--Aktivis Syahganda Nainggolan mendirikan lembaga riset bernama Global Research on Economics, Advance Technology and Politics (GREAT) Institute yang resmi diperkenalkan ke publik pada Selasa (3/6/2025) di Jakarta Selatan. Lembaga riset GREAT Institute diampu oleh Syahganda yang menjabat Ketua Dewan Direktur yangjuga didampingi oleh Moh Jumhur Hidayat sebagai Ketua Dewan Pembina. Saat diresmikan ke publik, Syahganda mengaku lembaga risetnya akan bersikap independen tanpa ditunggangi oleh pihak mana pun. (YouTube realita TV & twitter @syahganda)

“Lembaga ini didirikan untuk menjadi mitra berpikir strategis pemikiran Presiden Prabowo Subianto yang sangat progresif revolusioner dan berpihak kepada kepentingan rakyat Indonesia,” beber Syahganda Nainggolan kepada wartawan, Selasa (3/5/2025).

Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa lembaga ini sejak awal secara ideologis berada dalam orbit kekuasaan.

Meskipun, di satu sisi Syahganda menyebut GREAT bakal tetap menjaga independensi dan terbuka untuk dialog dari berbagai kalangan.

“Kami tidak hadir untuk ditunggangi siapa pun, melainkan untuk memperkaya opsi kebijakan melalui pendekatan yang ideologis, rasional dan progresif,” kata Syahganda Nainggolan.

Lebih lanjut, Syahganda mengaku ingin menghidupkan kembali ruang nalar yang jernih dan produktif dalam perumusan kebijakan publik.

Baca Juga: Dipuji-puji karena Dietnya Berhasil, Prabowo Pangling Lihat Megawati: Ibu Luar Biasa!

Sebagai bagian dari kegiatan awalnya, GREAT mengadakan kuliah umum bertajuk GREAT Lecture dengan menghadirkan sejarawan asal Australia yang dikenal karena kritiknya terhadap struktur ketimpangan global, Greg Poulgrain.

Kemudian, akan didatangkan juga pakar AI dan hukum pidana dari Oxford University, Utkarsh Saxena.

GREAT juga telah menggelar diskusi bertema “Prabowonomics” dengan menghadirkan sejumlah ekonom seperti Hatta Rajasa, Anthony Budiawan, Tito Sulistiyo, Dian Masyita, dan Perdana Wahyu Santosa. 

Diskusi tersebut lebih banyak membahas narasi ekonomi kerakyatan yang diklaim menjadi pijakan kebijakan Prabowo.

Lembaga ini membentuk beberapa desk tematik, mulai dari ekonomi, energi dan pangan, hingga transformasi digital dan geopolitik. Setiap desk disebut diisi oleh peneliti lintas generasi, meskipun tidak dijelaskan secara rinci siapa saja yang tergabung dan apa kontribusinya sejauh ini.

Syahganda Nainggolan dalam video di realita TV (Screenshot YouTube realita TV)
ILUSTRASI--Aktivis Syahganda Nainggolan mendirikan lembaga riset bernama Global Research on Economics, Advance Technology and Politics (GREAT) Institute yang resmi diperkenalkan ke publik pada Selasa (3/6/2025) di Jakarta Selatan. Lembaga riset GREAT Institute diampu oleh Syahganda yang menjabat Ketua Dewan Direktur yangjuga didampingi oleh Moh Jumhur Hidayat sebagai Ketua Dewan Pembina. Saat diresmikan ke publik, Syahganda mengaku lembaga risetnya akan bersikap independen tanpa ditunggangi oleh pihak mana pun. (Screenshot YouTube realita TV)

Rencananya, Syahganda juga menyatakan akan menggandeng sejumlah kampus dan lembaga riset, baik dalam negeri maupun luar negeri. Langkah ini diklaim sebagai bagian dari upaya memperluas jaringan intelektual dan memperkuat basis data untuk kebijakan publik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI