Suara.com - Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyampaikan keprihatinan atas laporan mengenai tewasnya warga Palestina saat berupaya mendapatkan bantuan di Gaza.
"Saya sangat prihatin atas laporan mengenai warga Palestina yang tewas dan terluka saat berusaha mendapatkan bantuan di Gaza kemarin," beber António Guterres dalam keterangannya yang dikutip pada Rabu (4/6/2025).
Guterres mengatakan kenyataan bahwa warga Palestina harus mempertaruhkan nyawa mereka hanya untuk mendapatkan makanan sangatlah tidak pantas.
"Saya mendesak agar segera dilakukannya penyelidikan independen atas peristiwa ini, serta penegakan keadilan terhadap para pelaku yang bertanggung jawab," kata Guterres.
Ia mengatakan Israel memiliki kewajiban yang jelas di bawah Hukum Kemanusiaan Internasional untuk menyetujui dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan.
Menurutnya, akses bantuan dalam skala besar untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak di Gaza harus segera dipulihkan tanpa hambatan.
![Mantan Perdana Menteri Portugal Antonio Guterres. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2016/09/27/o_1atkh8v9c159v1ufpqo4168q1u92a.jpg)
Ia berujar PBB juga harus diizinkan untuk menjalankan tugasnya dalam kondisi yang aman dan terlindungi, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemanusiaan.
"Saya kembali menyerukan agar gencatan senjata yang permanen dan berkelanjutan segera dilaksanakan. Semua sandera harus segera dibebaskan dan dengan tanpa syarat. Inilah satu-satunya jalan untuk mewujudkan keamanan bagi semua pihak. Konflik ini tidak akan pernah menemukan solusi melalui jalan militer," kata Guterres.
PBB Desak Israel Buka Blokader Gaza
Baca Juga: Legislator PDIP Kritik Telak usai Prabowo Batalkan Diskon Tarif Listrik: Rakyat bukan Konten Viral!
Versi terbaru dari rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB akan menyerukan pencabutan segera dan tanpa syarat atas seluruh pembatasan yang menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, serta menuntut diberlakukannya gencatan senjata permanen.
Berdasarkan dokumen yang dilihat oleh koresponden kantor berita RIA Novosti pada Selasa (3/6), rancangan resolusi itu "menuntut pencabutan segera dan tanpa syarat atas semua pembatasan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza dan pendistribusiannya secara aman serta tanpa hambatan dalam skala besar.”
Lebih lanjut, dokumen tersebut juga “menuntut gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen di Gaza yang dihormati oleh semua pihak.”
![Ilutrasi suasana Gaza, Palestina. [ANTARA/Anadolu/py]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/10/92254-ilutrasi-suasana-gaza-palestina.jpg)
Pemungutan suara atas resolusi yang relevan tersebut telah diminta pada Rabu (4/6) waktu setempat, ungkap perwakilan misi Slovenia untuk PBB kepada wartawan.
Sumber di PBB mengatakan kepada RIA Novosti bahwa pemungutan suara akan dilakukan pada Rabu pukul 4 sore waktu New York (atau pada Kamis, 5 Juni pukul 03.00 WIB).
Sebelumnya, sejumlah anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB telah berusaha mendorong resolusi gencatan senjata dan pembebasan sandera, namun rancangan resolusi terakhir pada November 2024 diveto oleh Amerika Serikat.
HAMAS Desak AS
Juru bicara Hamas, Jihad Taha, mengatakan bahwa kelompok-kelompok perlawanan Islam meminta mediator Amerika Serikat, Steve Witkoff, untuk memberikan jaminan tertulis yang serius terkait penghentian perang Israel di Jalur Gaza.
Taha mengatakan bahwa Hamas dalam koordinasi dengan kelompok perlawanan lainnya, sedang meninjau dengan cermat proposal yang diajukan oleh Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, menurut Pusat Informasi Palestina sebagaimana dilaporkan IRNA pada Sabtu.
Taha menyampaikan bahwa rencana yang diajukan Witkoff tidak memiliki jaminan yang diperlukan dan gagal mengakomodasi banyak permintaan dari Hamas.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa Hamas tetap mempertahankan sikap positif terhadap setiap inisiatif atau usulan yang dapat mengarah pada penghentian perang dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Ia juga menekankan bahwa setiap kesepakatan harus mencakup gencatan senjata penuh serta penarikan total militer Israel dari Jalur Gaza. Namun, versi final dari rencana Witkoff tidak mencantumkan jaminan langsung maupun bertahap untuk penghentian perang.
Lebih lanjut, Taha menyerukan kepada organisasi-organisasi internasional untuk menyatakan status darurat guna menyelamatkan Gaza dari bencana kemanusiaan.
Menurut kantor berita Wafa, perang Israel di Gaza telah mengakibatkan 54.321 orang tewas dan 123.770 lainnya terluka, sejak 7 Oktober 2023.