- Pramono mengatakan layanan Transjabodetabek mampu menekan angka kemacetan di ibu kota
- Masih ada satu titik rawan yang belum bisa terurai meski Transjabodetabek telah beroperasi, yakni di Jalan TB Simatupang
- Pemprov DKI telah menyiapkan beberapa langkah untuk mengurai kepadatan lalu lintas di kawasan itu.
Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengklaim layanan Transjabodetabek mampu menekan angka kemacetan di ibu kota.
Menurutnya, banyak warga dari daerah penyangga yang kini beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Namun, Pramono tak menutup mata bahwa masih ada satu titik rawan yang belum bisa terurai meski Transjabodetabek telah beroperasi. Titik tersebut berada di ruas Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
"Kita sudah mempunyai 6 rute baru. Inilah yang kemudian secara signifikan membuat mengurangi kemacetan, dengan Transjabodetabek," kata Pramono kepada wartawan, Rabu (10/9/2025).
"Tetapi, tidak mengarangi kemacetan di tempat yang paling horor namanya TB simatupang. Saya harus menyampaikan apa adanya," katanya menambahkan.
Ia menjelaskan, Pemprov DKI telah menyiapkan beberapa langkah untuk mengurai kepadatan lalu lintas di kawasan itu. Salah satunya dengan mempersempit area proyek galian agar ruang jalan lebih terbuka.
Tak hanya itu, pihaknya juga sudah meminta pemerintah pusat menutup sementara exit Tol JORR Cipete-Pondok Labu pada jam sibuk sore.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi pertemuan arus kendaraan yang kerap membuat macet semakin parah.
Di luar masalah TB Simatupang, Pramono turut memamerkan capaian Jakarta di kancah internasional.
Baca Juga: Halte Transjakarta Senen Sentral Berganti Nama Jadi Jaga Jakarta
Ia menyebut ibu kota kini masuk dalam daftar kota dengan transportasi umum terbaik di dunia versi majalah Time Out.
Tahun 2025, majalah perjalanan asal Inggris itu menempatkan Jakarta di peringkat ke-17 kota dengan sistem transportasi publik terbaik secara global.
Dalam daftar tersebut, hanya ada dua kota di Asia Tenggara yang masuk 19 besar, yakni Jakarta dan Singapura. Capaian itu disebut Pramono sebagai bentuk nyata perbaikan transportasi umum ibu kota.
"Ketika Time Out sebuah lembaga yang kredibel melakukan survei 18 ribu lebih di 50 negara mengenai transportasi umum. Jakarta sekarang nomor 17 dan di ASEAN Jakarta hanya kalah dengan Singapura," jelasnya.
"Kenapa itu terjadi dan menjadi lebih baik? Menurut saya karena supporting system-nya menjadi lebih baik," tambah Pramono.