"Bapak tahu nggak peraturannya kalau pakai baju seragam polisi harus anggota polisi. Kenapa bapak pakai baju seragam polisi, padahal bapak bukan anggota polisi," beber Dedi Mulyadi.
Dengan wajah bingung, kakek tersebut mengaku bahwa dirinya menyadari hal tersebut. Namun di sisi lain, ia hanya disuruh dan menerima seragam polisi yang diberikan oleh Polres.
"Saya bukan anggota polisi, saya tuh ada yang nyuruh, dikasih juga sama Polres," aku sang kakek.
Saat ditanya perihal jam bekerja, Nasro menjawab bahwa dirinya biasa mulai bekerja pukul setengah delapan pagi hingga pukul sebelas malam. Kemudian, ia akan berangkat lagi jam satu siang untuk mengatur lalu lintas dan baru pulang pukul empat sore.
Merasa iba karena kakek tersebut tidak mendapatkan bayaran yang layak, Dedi Mulyadi lantas memberinya sejumlah uang. Mantan Bupati Purwakarta tersebut memberikan nominal lebih dari Rp 1 juta, di mana uang itu diminta untuk membelikan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, mie instan, gula, dan kopi.
Tak hanya itu, Dedi Mulyadi juga memberikan uang tambahan yang dimintanya untuk dipergunakan dalam pendidikan anak-anak sang kakek. Diketahui bahwa kakek tersebut memiliki anak yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Dedi Mulyadi turut memberikan uang kepada sang kakek untuk membeli perlengkapan sekolah seperti sepatu.