Kebijakan Gibran Ingin Terapkan Kurikulum AI Diskakmat Menteri Pendidikan

Ferry Noviandi Suara.Com
Sabtu, 14 Juni 2025 | 16:47 WIB
Kebijakan Gibran Ingin Terapkan Kurikulum AI Diskakmat Menteri Pendidikan
Wapres Gibran Rakabuming diskakmat Menteri Pendidikan. (Ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sangat mendorong penggunaan Artificial Intelligence (AI) sebagai teknologi digital yang bisa dimanfaatkan dalam segala bidang, termasuk pendidikan.

Sejak menjadi wakil presiden, sosok 37 tahun ini sangat gencar ingin mengembangkan penggunaan AI.

Putra bungsu eks presiden Joko Widodo itu bahkan membuat gebrakan akan membuat kurikulum AI untuk dipelajari di sekolah.

Pernyataan Gibran tentang rencana memasukkan mata pelajaran AI untuk semua jenjang pendidikan dari SD sampai SMA.

Kurikulum AI ini akan mulai diajarkan pada tahun ajaran baru pada 2025.

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (Instagram/@setwapres.ri)
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendukung penerapan kurikulum AI di sekolah. (Instagram/@setwapres.ri)

Suami Selvi Ananda ini mengungkapkan gebrakannya tersebut pada Mei 2025 setelah bertemu dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti.

Hanya saja muncul video yang menunjukkan sikap berbeda dari Abdul Mu’ti mengenai AI.

Hal ini dia sampaikan baru-baru ini saat mendapakan Anugerah Konservasi 2025 kategori Upakarti Dharmakarya Adhikarana dari Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Mendikdasmen ini memberikan pernyataan tentang maraknya AI sebagai teknologi digital yang digandrungi banyak orang.

Baca Juga: Dibongkar Ilmuwan Politik, Gibran Rakabuming Pernah Ikut Latihan Pidato 2 Tahun Tapi Hasil Nihil

Dia menilai penggunaan AI bisa membawa pengaruh negatif pada diri manusia.

Menteri Dikdasmen Abdul Mu'ti. (Suara.com/Lilis)
Menteri Dikdasmen Abdul Mu'ti menyebut AI malah membuat orang menjadi culas. (Suara.com/Lilis)

"Matinya akal sehat, di mana kita melihat sekarang ini teknologi digital itu ternyata tidak membuat manusia semakin cerdas, tetapi membuat manusia semakin culas," katanya dalam pidatonya yang kemudian viral di sosial media.

Bukan asal ngomong, tokoh Muhamaddiyah ini berdasarkan hasil bacaannya dari sebuah buku terkenal.

Buku itu berjudul World Without Mind (Dunia tanpa Otak) karya Franklin Foer.

"Di situ kita melihat bahwa, penggunaan teknologi digital termasuk sekarang AI itu, seringkali tidak membuat manusia semakin arif dan bijaksana, dia tidak semakin cerdas tapi semakin culas," imbuhnya.

Lebih lanjut menceritakan isinya, penulis itu menyebutkan ada dua dua gejala yang membuat kenapa manusia tidak cerdas.

"Yang pertama adalah ada yang disebut dengan virality virus atau virus viralitas di mana orang itu ingin supaya viral, ingin supaya dia menjadi terkenal. Dalam konteks ini, Twenge menyebut istilah yang disebut dengan narcissism epidemic atau penyakit narsisme di mana orang dikit-dikit upload, upload kok dikit-dikit, kira-kira begitu,” katanya memaparkan.

Sontak apa yang dijelaskan Mendikdasmen itu membuat publik menilai pernyataan itu memojokkan Gibran yang sangat mendorong penggunaan AI bahkan untuk pendidikan.

"Kok beda ya?" celetuk akun Suryo Prabowo yang mengungah ulang pidato Mendikdasmen dan poster tentang gebrakan Gibran tersebut.

"Astagfirullaah..beda pendpt yang cerdas dan yang sedikit kurang,” komentar warganet lain.

"Wapresnya mendorong pembelajaran AI di sekolah. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengahnya justru bilang AI tidak membuat manusia menjadi cerdas tapi menjadi culas. Wapresnya bener-bener nggak dianggap, buktinya mereka nggak sejalan," cuit pemilik akun tersebut.

"Pak menteri bicara berdasarkan ilmu tapi sepertinya akan ada klarifikasi karena ini menyangkut jabatan beliau," sindir seorang warganet.

Penelusuran Suara.com, meski Mendikdasmen memberikan pernyataan demikian, kebijakan untuk memasukkan pelajaran tentang AI ini memang akan tetap ada.

Namun bukan sebuah kurikulum melainkan mata pelajaran pilihan.

Anak-anak dari tingkat SD akan mulai dikenalkan dengan AI dan coding.

Pelajaran AI dan coding ini pun akan mulai diberikan pada kelas 5 SD.

Kementerian terkait pun akan memberikan pelatihan pada guru mengenai pelajaran tersebut.

Sebenarnya pernyataan kontra tentang penggunaan AI ini juga terlihat keluar dari salah satu menteri di kabinet Prabowo dan Gibran ini.

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin ini juga menilai negatif penggunaan AI.

Cak Imin menyebut jika AI bisa membuat orang malas berpikir.

Kontributor : Tinwarotul Fatonah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI