“Hasilnya apa woiii. Janji dia aja mana? 19 juta lowongan kerja wkwkwk, lawak,” tulis seorang pengguna.
“Yang kayak gitu nggak usah dipamerin. Malu sama tukang sayur di pasar induk,” ucap warganet lain.
Ada pula yang menyinggung soal penggunaan anggaran, “Ngabisin anggaran nih bocil. Nggak jelas.”
Meski dihujani kritik pedas, tak sedikit pula warganet yang menunjukkan dukungan dan mendoakan keselamatan serta kelancaran tugas Gibran.
“Semoga Pak Gibran sehat-sehat dalam lindungan Allah,” tulis seorang netizen.
“Safe flight Mas Wapres @gibran_rakabuming selamat bertugas. Sehat dan sukses selalu. Tuhan YME melindungi selalu,” tulis netizen lainnya yang lebih simpatik.
Fenomena pro dan kontra di media sosial ini bukan pertama kali terjadi sejak Gibran menjabat sebagai Wakil Presiden.
Sebagai figur muda di kancah politik nasional, Gibran memang kerap menjadi sorotan publik, baik karena gaya komunikasinya yang cenderung ceplas-ceplos, maupun karena latar belakangnya sebagai anak Presiden Joko Widodo.
Sebagian publik melihat Gibran sebagai sosok pekerja keras dan representasi generasi baru dalam pemerintahan.
Baca Juga: Gibran Ngebet Kurikulum AI di Sekolah, Mendikdasmen Sebut AI Tak Bikin Manusia Cerdas, Tapi Culas
Namun sebagian lainnya memandang kehadirannya dalam dunia politik nasional sebagai simbol politik dinasti yang menimbulkan perdebatan etis.

Diduga Kunjungan kerja Gibran ke NTT dilakukan pada bulan Mei lalu. Selama dua hari, yakni 6-7 Mei 2025. Gibran bakal meninjau persiapan lumbung pangan serta berbagai program pemerintah pusat di NTT.
Terlepas dari kritik dan dukungan, aktivitas Gibran yang viral di waktu subuh kembali memperlihatkan betapa tingginya perhatian publik terhadap gerak-gerik para pemimpin negeri, terlebih ketika dibalut dengan narasi media sosial yang kerap menimbulkan respons emosional.
Di tengah era digital seperti sekarang, kerja keras seorang pejabat negara tidak hanya dilihat dari hasil akhirnya, tapi juga dari bagaimana aktivitas mereka dikemas dan disajikan kepada publik.
Dalam kasus Gibran, video berdurasi singkat itu mampu menjadi bahan diskusi nasional hanya dalam hitungan jam.